Search

Hukum taat pada peraturan dalam Islam

Baca Juga :



TAAT LALU LINTAS

Terdapat banyak dalil yang menunjukkan perintah untuk mentaati pemerintah, selain dlm hal maksiat kepada Allah. Diantaranya firman Allah,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu" (QS. An-Nisa: 59)

Kemudian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dlm banyak hadis, perintah utk taat kepada pemerintah selain dlm hal maksiat,

1. Hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Wajib bagi setiap lelaki muslim untuk mendengar dan taat (kepada atasan), baik ketika dia suka maupun tidak suka. Selama dia tidak diperintahkan untuk bermaksiat. Jika dia diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban mendengarkan maupun mentaatinya" (HR. Bukhari 7144, Abu Daud 2626 & yg lainnya)

2. Hadis dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Kami membaiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjanji setia untuk mendengar dan taat (kepada pemerintah), baik ketika kami semangat maupun ketika tidak kami sukai. Dan kami dilarang untuk memberontak dari pemimpin yang sah.” (HR. Bukhari 7199 dan Muslim 1709).

Dan masih banyak hadis semisal dengannya. Semoga dua itu mencukupi.

Jika kita perhatikan, semua dalil di atas, memerintahkan kita untuk tunduk & taat kepada ulil amri (pemerintah yang sah). Selama mereka tidak memerintahkan kita untuk maksiat. Dan semua bentuk mengikuti perintah Allah & Rasul-Nya termasuk ibadah.

Imam Ibnu Utsaimin dlm khutbahnya tentang taat kepada penguasa, beliau mengatakan, "Oleh karena itu, Allah menjadikan sikap taat kepada penguasa, selain dalam perkara maksiat, Allah jadikan ketaatan itu bernilai ibadah bagi manusia. Karena Allah yang memerintahkannya. Dan setiap yang Allah perintahkan, statusnya ibadah. Baik perintah itu terkait hubungan hamba dengan pencipta-Nya, atau hubungan hamba dengan makhluk yang lain.”

Sumber: http://www.ibnothaimeen.com/all/khotab/article_206.shtml

TIDAK ADA DALILNYA, APA HARUS DITAATI?

Benar, lampu merah, rambu lalu lintas, marka jalan, dst. tidak ada dalilnya secara khusus. Kita tidak pernah membaca ada ayat ataupun hadis yg menyebutkan aturan lalu lintas. Namun jangan jadikan pemahaman ini sebagai alasan untuk tidak taat aturan. Orang yang beralasan demikian, justru menampakkan dirinya tidak paham syariat.

Penjelasannya:

Pertama, jika mentaati aturan pemerintah harus dalam masalah yang ada dalilnya, lalu untuk apa ada ayat atau hadis khusus yang menyuruh umat untuk taat kepada ulil amri? Bukankah semua orang harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya, baik ada perintah dari ulil amri maupun tidak?

Dari sini kita bisa memahami, perintah untuk taat kepada ulil amri, berlaku dalam masalah yang tidak ada dalil dari al-Quran dan sunah.

Kedua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita untuk memenuhi setiap perjanjian dan kesepakatan. Bahkan ini menjadi ciri seorang muslim yang baik. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

”Setiap muslim harus memenuhi setiap aturan yang mereka sepakati. Kecuali kesepakatan dalam rangka menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal.” (HR. Abu Daud 3594, Turmudzi 1352, dan dishahihkan al-Albani).

Aturan lalu lintas, termasuk aturan yang kita sepakati. Yang telah dibahas oleh mereka yang paham hukum, mewakili masyarakat umum.

Ketiga, jika kita cermati hadis di atas perintah untuk taat kepada ulil amri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyebutkan syarat, perintah itu harus ada dalilnya. Beliau hanya memberi catatan, ’selama tidak dalam masalah maksiat. Jika diperintahkan dalam masalah maksiat, tidak boleh ditaati.’

Dan kita tahu, aturan lalu lintas, bukan termasuk maksiat kepada Allah.

SEMUA BISA JADI PAHALA

Memahami keterangan di atas, sebagai mukmin kita selayaknya bersyukur. Ternyata yang kita alami, tidak ada yang disia-siakan oleh Allah. Semua bisa menjadi sumber pahala. Ketika anda berhenti di lampu merah, atau anda memakai helm, atau anda tidak melanggar marka, atau anda mengikuti rambu lalu lintas, yakini bahwa anda melakukan semua itu, dalam rangka mengamalkan perintah Allah dan Rasul-Nya yang menyuruh kita untuk taat kepada aturan pemerintah dalam hal yang bukan maksiat. Dengan demikian, anda dianggap sedang melakukan ibadah kepada Allah.

Allahu a’lam.

👤 Ustadz Ammi Nur Baits
🌐 konsultasisyariah.com


Alhikmahjkt
Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
0 Comments