Search

Kenapa Ustadz Firanda Andirja di demo di Samarinda?

Baca Juga :


Di dalam Islam, kita dilarang untuk mengatakan seseorang adalah penghuni surga atau neraka dengan akal dan perasaan. Untuk memastikan seseorang itu adalah penghuni surga atau neraka, maka kita harus memiliki bukti dan dalil yang shahih yang menerangkan demikian.
Dalam hal ini, yang mengatakan bahwa kedua orang tua Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ adalah penghuni neraka bukanlah kita. Akan tetapi, yang menerangkan demikian adalah Nabi Muhammad sendiri di dalam hadits yang shahih. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk menerima perkataan beliau karena beliau tidak berbicara dengan menggunakan hawa nafsu. Apa yang beliau sampaikan merupakan wahyu dari Allah. Allah berfirman:
ﻣَﺎ ﺿَﻞَّ ﺻَﺎﺣِﺒُﻜُﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﻏَﻮَﻯ ‏( 2 ‏) ﻭَﻣَﺎ ﻳَﻨْﻄِﻖُ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻬَﻮَﻯ ‏( 3 ‏) ﺇِﻥْ ﻫُﻮَ ﺇِﻟَّﺎ ﻭَﺣْﻲٌ ﻳُﻮﺣَﻰ
“Sahabat kalian itu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak pula keliru. Dia tidak berbicara menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain merupakan wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” [QS An Najm 2-4]
Justru sebaliknya, jika kita menolak pernyataan Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ dalam hal ini, berarti sebenarnya kitalah yang telah melecehkan beliau karena tidak mau mengikuti kebenaran dan kenyataan yang beliau sampaikan kepada kita.
Dalil yang menunjukkan atas kafirnya Abdullah bin Abdil Muththalib, ayahanda Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ .
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, dia berkata:
ﺃَﻥّ ﺭَﺟُﻼً ﻗَﺎﻝَ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠّﻪِ، ﺃَﻳْﻦَ ﺃَﺑِﻲ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻓِﻲ ﺍﻟﻨّﺎﺭِ . ﻓَﻠَﻤّﺎ ﻗَﻔّﻰ ﺩَﻋَﺎﻩُ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺇِﻥّ ﺃَﺑِﻲ ﻭَﺃَﺑَﺎﻙَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨّﺎﺭِ
“Seorang lelaki bertanya: “Wahai Rasulullah, di manakah ayahku berada?” Nabi menjawab: “Di dalam neraka.” Ketika orang itu berpaling untuk pergi, Nabi memanggilnya. Lalu Nabi berkata: “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu berada di dalam neraka.” [HR Muslim (203)]
Dalil yang menunjukkan atas kafirnya Aminah bintu Wahb, ibunda Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ .
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata:
ﺯَﺍﺭَ ﺍﻟﻨّﺒِﻲّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗَﺒْﺮَ ﺃُﻣّﻪِ . ﻓَﺒَﻜَﻰَ ﻭَﺃَﺑْﻜَﻰَ ﻣَﻦْ ﺣَﻮْﻟَﻪُ . ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺍﺳْﺘَﺄْﺫَﻧْﺖُ ﺭَﺑّﻲ ﻓِﻲ ﺃَﻥْ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮَ ﻟَﻬَﺎ ﻓَﻠَﻢْ ﻳُﺆْﺫَﻥْ ﻟِﻲ ﻭَﺍﺳْﺘَﺄْﺫَﻧْﺖُﻩُ ﻓِﻲ ﺃَﻥْ ﺃَﺯُﻭﺭَ ﻗَﺒْﺮَﻫَﺎ ﻓَﺄﺫِﻥَ ﻟِﻲ
“Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ pergi berziarah ke kubur ibundanya. Lalu beliau menangis sehingga membuat orang-orang yang disekitarnya ikut menangis pula. Beliau berkata: “Saya telah meminta kepada Rabbku agar saya diizinkan untuk memohon ampun baginya, namun Allah tidak mengizinkanku. Saya meminta kepada-Nya agar saya diizinkan untuk menziarahi kuburnya, dan Allah mengizinkanku.” [HR Muslim (976)]
Hadits di atas dengan jelas menerangkan bahwa ibunda Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ mati dalam keadaan kafir. Buktinya adalah karena Rasulullah dilarang untuk memintakan ampun bagi ibundanya. Kalau seandainya dia seorang mukminah, maka tentunya beliau tidak akan dilarang untuk memintakan ampun untuk sang ibunda. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Allah ta’ala di dalam Al Qur`an:
ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟِﻠﻨَّﺒِﻲِّ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺃَﻥْ ﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﻟِﻠْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﻭَﻟَﻮْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﺃُﻭﻟِﻲ ﻗُﺮْﺑَﻰ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﺗَﺒَﻴَّﻦَ ﻟَﻬُﻢْ ﺃَﻧَّﻬُﻢْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ
“Tidaklah boleh bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik walaupun orang-orang musyrik itu adalah kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahanam.” [QS At Taubah: 113]
hidayah kepada Islam itu semata-mata merupakan pemberian dari Allah. Keimanan itu tidak bisa diwariskan atau dibagi-bagi. Allah ta'ala berfirman:
ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻁٍ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻢٍ
“Allah memberikan hidayah bagi orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” [QS Al Baqarah: 213]
Di antara orang yang paling beliau cintai dan yang paling beliau harapkan keislamannya adalah paman beliau yang selalu membelanya, yaitu Abu Thalib. Senantiasa beliau mendakwahkan Islam kepada pamannya bahkan hingga di akhir hayat dengan harapan agar beliau mau masuk Islam. Namun kenyataannya Nabi tidak dapat menyelamatkan pamannya dari kesyirikan. Nabi tidak mampu untuk memberikan hidayah kepada pamannya yang sangat dicintainya itu.
Jika anda mengatakan saya tdk terima oranh tua Nabi mati dlm keadaan musyrik...maka kami balas, kami jg tdk terima hadits nabi ditolak dan dilecehkan...
Syaikh Abu Ishaq al-Huwaini berkata, “Termasuk kegilaan, bila orang yang berpegang teguh dengan hadits-hadits shahih disifati dengan kurang adab. Demi Allah, seandainya hadits tentang islamnya kedua orangtua Nabi shahih, maka kami adalah orang yang paling berbahagia dengannya. Bagaimana tidak, sedangkan mereka adalah orang yang paling dekat dengan Nabi yang lebih saya cintai daripada diriku ini. Allah menjadi saksi atas apa yang saya ucapkan. Tetapi kita tidaklah membangun suatu ucapan yang tidak ada dalilnya yang shahih. Sayangnya, banyak manusia yang melangkahi dalil shahih dan menerjang hujjah. Wallahul Musta’an.” (http://abiubaidah.com )
Aqidah yg harus diyakini bahwa surga dan neraka bukanlah diukur dengan nasab dan kehormatan, namun dengan iman dan amal shalih.
Sekali lagi,tulisan ini bukan pembelaan terhadap Ust. FIRANDA hafidzahullah....tapi PEMBELAAN TERHADAP HADITS NABI shallallahu'alaihi wasallam.......

Berita baru :

Copas dari panitia TA Samarinda :

Bismillah
Jazakumullahu khairan atas segala dukungan, support dari Asatidzah dan Ikhwan-ikhwan Salafiyah - Hafidzahumullah- dari berbagai daerah Di negeri tercinta Indonesia...

Terima kasih kepada Saudara-saudara kami dari Kalangan ASWAJA dan Habaib atas usaha mereka berletih-letih, panas-panasan dalam demonstrasi yang menghantarkan kami dan Dakwah Mubarakah ini dapat masuk ke Pemerintahan Kalimantan Timur secara resmi tanpa kami harus berdemonstrasi dan berletih-letih, Walhamdulillah.
- Kami bisa menyalurkan dan menyampaikan materi dan visi dakwah ini secara singkat.
- Kami bisa ber"silaturahmi" dengan Para Pejabat Pemerintahan, yang mungkin tanpa sebab dari mereka (yang berdemonstrasi) kami jadi saling mengenal dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
- Kami bisa menyampaikan informasi berkenaan jadwal-jadwal kajian Dakwah Salafiyah di Samarinda
- Kami juga bisa sampaikan media-media dakwah (TV dan Radio-radio) yang terkenal dalam sekala Nasional yang mendukung Dakwah ini.
- Dukungan dan Support untuk Dakwah Kita dari Pihak Keamanan dari Polresta, Sat Intel, Dandim, Satpop PP dll.
- Dan Juga yang tidak kalah penting dan Utama, do'a dan dukungan dari orang tua kami, guru kami Ketua MUI Samarinda Al Ustadz KH. Muhammad Zaini Na'im. (Beliau juga sangat mendukung kedatangan Ust Firanda Andirja)
- dan juga hikmah-hikmah yang lain, yang tidak dapat kami paparkan semua disini.

Atas dasar nasihat dan masukan dari Bapak Kapolresta Samarinda dan yang lain maka kami sepakat untuk mengganti Ust Firanda Andirja dengan Ust Abu Qotadah - Hafidzahumullah-

Maka dari itu Kegiatan Tabligh Akbar akan tetap berjalan sebagaimana jadwal awal, yang Insya Allah akan diisi
Oleh Al Ustadz Abu Qotadah -Hafidzahullah- (Alumni Darul Hadits. Dammaj Yaman. Murid dari Al Muhaddits Muqbil bin Hadi . Pembina Ponpes Ihyaus Sunnah Tasikmalaya. Pengisi di RodjaTV)

Semoga Allah Subhanahu wa Ta a'la selalu menjaga Kota tercinta Samarinda, terkhusus kaum Musliminnya.
Dan Juga do'a kami untuk Para Pemimpin kami di Samarinda

Samarinda, 29 Juli 2016

Tertanda

Panitia Penyelenggara
TIM DAKWAH SUNNAH SAMARINDA
Yayasan Islam Minhajussunnah Samarinda

TOLONG BANTU SEBARKAN!!!
Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
1 Comments

1 comments:

Orang tua Baginda Nabi kafir....
Dasar wahabi koplak.