Search

Apa itu rotib Al Haddad? Apa hukum merutinkan bacaan tersebut?

Baca Juga :

 



Bismillah

Silsilah Menangkal Bid'ah

By : Berik Said 


PENGEN TAHU NGGAK FATWA SYAIKH BIN BAAZ rohimahulloh TENTANG HUKUM MEMBIASAKAN MEMBACA ‘ROOTIBUL HADDAD ?’


PENDAHULUAN

Di media sosial khususnya, pasti kalian sering mendengar anjuran untuk membaca dan bahkan merutinkan membaca ROTIB AL HADDAD, dan dengan disebutkan berbagai fadhilahnya.


Lantas APA SIH SEBENARNYA ROTIB AL HADDAD itu ? 

Dan APA HUKUM MELAZIMKAN MEMBACANYA ?

Benarkah itu sunnah dan utama ?


Berikut ulasannya:

RATIB swcara BAHASA artinya SESUATU YANG DILAKUKAN SECARA RUTIN.


Makanya Imam yang RUTIN MENGIMAMI sholat berjamaah, disebut IMAM ROTIB, yang jama'nya ROWAATIB.


Adapun secara ISTILAH, maka ROTIB didefinisikan sebagai :

Kumpulan do'a/dzikir yang disusun dan dibaca secara rutin.


Hanya saja dalam perkembangannya, ratib ini SERING DIBUAT-BUAT SENDIRI OLEH ORANG/TOKOH TERTENTU -khususnya dari kalangan penganut thoriqoh/shufi-, yang lalu DIA MENETAPKAN CARA TERTENTU SAAT MEMBACANYA DZIKIR BUATANNYA ITU, DAN JUGA MENETAPKAN 'ATURAN MAINNYA SENDIRI',, BAHKAN MENETAPKAN SENDIRI FADHILAHNYA !


Sebenarnya ada banyak Rotib itu.


Tapi harus diakui diantara rotib yang sangat banyak dipakai kebanyakan manusia -khususnya kalangan Zhuf1 dan yang sejalan dengan mereka- adalah apa yang disebut ROTIB AL HADDAAD.


Di Indonesia sendiri Rotib al Haddad ini demikian popular, hingga nyaris setiap ritual yang biasa dilakuka, tak sempurna rasanya kalau tidak dengan menyertakan rotib al Haddad ini.


Rotib al Haddad ini kabarnya berasal dari buatan ABDULLAH AL HADDAD, makanya disebut RATIB AL HADDAD.


Ratib ini dibuat di Hadhramaut, dan pertama dibacakan di Masjid al Haddad, Hawi, Tarim, dan mulai ramai dikenal sekitar tahun 1072H/1661M.

(Dirangkum dari berbagai sumber).


Sedemikian terkenalnya Rotib al Haddad, sampai-sampai SYAIKH BIN BAAZ rohimahulloh pernah ikut berfatwa terkait rotib ini, yang penjelasan agak rincinya di bawah ini : 


Seorang wanita menanyakan kepada Syaikh bin Baaz rohimahulloh lewat sebuah surat, tentang hukum melazimkan (merutinkan) membaca ROTIBUL HADDAAD tiap malam.


Dikatakan di situ -oleh wanita penanya- bahwa Rootibul Haddad ini diawali dengan membaca QS al Ahzab :41, dilanjutkan dengan membaca Surat al Fatihah, lalu beberapa ayat Qur’an lainnya, serta bacaan tasbih, takbir, tahlil dan kalimat tauhid yang banyak sekali.


Da akhir bacaa Rothib al Haddad itu lalu ada do’a dengan dikatakan :

الفاتحة لسيدي محمد بن علي وأصوله وفروعه وآل بعلاوي

Al Faatihah (yang bacaan pahalanya ditujukan) untu Sayyid Muhammad serta kakek moyang dan cucu-cunya dan juga keluarga Ba’alawi …

Kemudian baca lagi Al Fatihah yang tujuan bacannya dihadiahkan untuk sang penyusun Kitab Rootibul Haddad itu sendir yakni Sayyid ‘Abdullaah.

Kemudian pada ujungnya ada juga bacaan tasbih, tahlil, takbir dan do’a. Serta ditutup dengan menbaca sholawat atas Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam.


Nah yang ditanyakan adalah :

هل يجوز قراءة هذا الكتاب أم لا

‘Bolehkah membaca kitab (berisi) Rotibull Haddad ini atau tidak boleh ?


Berikut sebagian jawaban Syaikh Bin Baaz rohimahulloh atas pertanyaan di atas :

… وهذه الرواتب التي يجيدها كثير من الناس لا تخلو في الغالب من بدع وخرافات لا أساس لها،

‘… berbagai rootib yang banyak beredar di tengah-tengah manusia KEBANYAKAN TIDAKLAH SUNYI DARI BERBAGAI BID’AH DAN KHUROFAT YANG TIDAK MEMILIKI SUMBER (YANG SHOHIH) SAMA SEKALI !

 وهذا الراتب الذي يظهر مما ذكرتيه أيها السائلة! أنه لا يخلو من بدع وخرافات،

Dan rothib yang ditanyakan wanita ini (yakni Rothib Haddad) JUGA TIDAK SUNYI DARI BERBAGAI BID’AH DAN KHUROFAT ! 

فلا ينبغي أن يتخذ ورداً 

Maka TIDAK DISUKAI MENJADIKAN ROTIB INI SEBAGAI WIRD !

بل ينبغي للمؤمن أن يتخذ الورد مما ورد عن النبي ﷺ في الأحاديث الصحيحة،

Yang disukai bagi seorang beriman HENDAKLAH IA MENGAMBIL WIRIDAN DARI APA YANG TELAH DIRIWAYATKAN DARI NABI shollalloohu ‘alayhi wa sallam YANG TERDAPAT DALAM HADITS-HADITS SHOHIH !

 وأهل السنة والحمد لله قد أوضحوا ما ورد عنه صلى الله عليه وسلم من آيات وأشياء يقولها في الصباح والمساء،

DAN Ahlus Sunnah alhamdulillah mereka telah memiliki pedoman yang jelas tentang wiridan yang telah diriwayatkan dari Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam, wiridan yang bersumber dari Al Qur’an dan lainnya yang dimana di bacanya bisa tiap pagi dan petang

 ينبغي للمؤمن أن ينظر فيها وأن يتحفظ منها ما تيسر من كتاب رياض الصالحين، ومن كتاب الأذكار للنووي ، والوابل الصيب لـابن القيم ، وغيرها من الكتب المؤلفة في أذكار الصباح والمساء، ففيها الكفاية عما أحدثه الناس، 

Disukai bagi setiap mu’min untuk menaruh perhatian dan menghafal di dalamnya (dzikir/wirdan) dari apa yang mudah baginya dari kitab (sepert) RIYAADHUS SHOOLIHIIN dan Kitab AL ADZKAAR (di mana kedua kitab tersebut) karya Imam Nawawi rohimahulloh, dan (kitab) AL WAABIL AS SHOYYIB karya Ibnul Qoyyim rohimahulloh, juga kitab lainnya selain dari kitab yang barusan disebut, yaitu kitab-kitab yang disusun yang beriskan dzikir pagi dan petang (yang shohih), maka di dalamnya MENCUKUPI DIBANDINGKAN DENGAN DZIKIR-DZIKIR BARU BUATAN MANUSIA (BIASA) !’

واستعمال الفاتحة لفلان أو لفلان بدعة لا أساس لها … 

Dan adapun MENGHADIAHKAN PAHALA SURAT AL FATIHAH UNTUK SI FULAN DAN FULAN (SEBAGAIMANA YANG TERDAPAT DALAM ROTIB AL HADDAD INI -pent) ADALAH BID’AH YANG TIDAK MEMILIKI LANDASAN PADANYA … !

 …أما الأوراد التي يذكرها الصوفية كـالحداد وغير الحداد فلا ينبغي اعتمادها ولا ينبغي التعويل عليها؛ لأنها لا تخلو في الغالب من أحاديث موضوعة أو أحاديث ضعيفة لا يعول عليها، أو بدع يأتون بها من عند أنفسهم وينظمونها من عند أنفسهم ليس لها أصل، والله المستعان.

… adapun BERBAGAI WIRID YANG BIASA DIGUNAKAN GOLONGAN ZHUF1 SEMISAL AL HADDAAD DAN LAINNYA, MAKA TIDAK DISUKAI BERPEGANG PADANYA DAN TAK BOLEH BERAMAL DENGANNYA, KARENA UMUMNYA YANG TERDAPAT DI SITU TIDAK SUNYI DARI HADITS-HADITS PALSU DAN HADITS-HADITS LEMAH YANG TAK SELAYAKNYA BERSANDAR PADANYA, ATAU BERBAGAI BID’AH YANG BERSUMBER DARI PERASAAN MEREKA SENDIRI YANG LALU MEREKA MEMBUAT-BUATNYA MENJADI SEBUAH ATURAN DZIKIR TERSENDIRI (SEMACAM ROTIB AL HADDAD INI -pent) YANG DI MANA HAL INI TIDAK MEMILIKI SUMBER HUKUM (YANG SHOHIH) !

Wallaahul musta’aan …


(Fatawa Nuur ‘alaa Darb li Syaikh bin Baaz rohumahulloh [I:455-456] dengan ada peringkasan sedikit dari ana -BERIK SAID-)


Walhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin, wa shollalloohu ‘alaa Muhammadin …

Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
1 Comments

1 comments: