Search

Merapatkan shaf sholat bukan ajaran Wahabi

Baca Juga :


MERAPATKAN SHAF BUKAN AJARAN WAHABI YA

Oleh Siswo Kusyudhanto

Ada seorang ustadz bercerita tentang sebuah masjid yang pernah dikunjungi, beliau merasa aneh dengan perilaku jamaah disitu, ketika beliau akan merapatkan kaki saat shalat berjamaah akan dimulai jamaah makmum sebelahnya mengatakan, "agak jauh ya jangan rapat-rapat, itu ajaran wahabi", si ustadz kaget mendengar perkataan itu, karena setaunya merapatkan shaf dan meluruskan shaf adalah ajaran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam bukan ajaran wahabi.

Jadi ingat kajian Ustadz Abdullah Zein MA ketika membahas hadist merapatkan dan meluruskan shaf, kata beliau, "merapatkan dan meluruskan shaf adalah cara menyempurnakan shalat berjamaah. Didalam amalan ini juga mengandung pelajaran akan persatuan umat didalamnya, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam sendiri menyebutkan merapatkan dan meluruskan shaf dapat menyatukan hati jamaah yang mungkin diluar shalat berjamaah terjadi berbedaan pendapat dan berselisih.

Maka jika ingin mengetahui keadaan sebuah umat disebuah daerah lihat saat Shalat berjamaah mereka, jika lurus dan rapat artinya persatuan umat didaerah itu sangat kuat, sebaliknya jika keadaan shafnya belok-belok dan tidak rapat mungkin saja ada masalah soal persatuan jamaah ditempat itu, waallahua'lam. ".
Terdapat beberapa riwayat yang menyebutkan anjuran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat untuk merapatkan shaf. Diantaranya,

1. Hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan makmumnya,
أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ وَتَرَاصُّوا
”Luruskan shaf kalian dan rapatkan.” (HR. Bukhari 719)

2. Juga dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,
سوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَفِّ مِنْ تَماَمِ الصَّلَاةِ
”Luruskan shaf kalian, karena meluruskan shaf bagian dari kesempurnaan shalat.” (HR. Muslim 433).
3. Hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan,
أقيموا الصَفِّ فِي الصَّلَاةِ فَإِنَّ إِقَامَةَ الصَفِّ مِنْ حُسْنِ الصَّلَاةِ
Luruskan shaf dalam shalat, karena meluruskan shaf bagian dari kesempurnaan shalat. (HR. Muslim 435)

4. Hadis dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan,
اِسْتَوُّوا وَلَا تَـخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ
Luruskan, dan jangan berselisih (dalam lurusnya shaf), sehingga hati kalian menjadi berselisih.
Kata Ibnu Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan di atas, sambil mengusap pundak-pundak makmum. (HR. Muslim 122).

5. Hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan,
أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ وَلَا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ
”Luruskan shaf, rapatkan pundak, dan tutup celah, perlunak pundak kalian untuk saudaranya, dan jangan tinggalkan celah untuk setan.” (HR. Abu Daud 666 dan dishahihkan al-Albani)

Makna: “perlunak pundak kalian untuk saudaranya” adalah hendaknya dia mempemudah setiap orang yang masuk shaf,
dengan berusaha agar pundaknya tidak mengganggu orang lain.

6. Hadis Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan,
أَتِـمُّوْا الصَّفَّ الـمُقَدَّمَ، ثُمَّ الَّذِي يَلِيْهِ
“Penuhi shaf depan, kemudian shaf berikutnya…” (HR. Abu Daud 671 dan dishahihkan al-Albani).

Dan masih terdapat beberapa riwayat lainnya, yang itu semua menunjukkan betapa besar perhatian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap kesempurnaan shalat jamaah, yang meliputi lurus dan rapatnya shaf, terpenuhinya shaf terdepan, tidak boleh ada yang berbeda, tidak mengganggu sesama jamaah,

Referensi konsultasisyariah.co

Foto 1: dr web aswaja

Foto 2:  jamaah shalat Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru

Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
0 Comments