Search

3 potret toleransi Umar bin Khattab

Baca Juga :

 





TIGA POTRET TOLERANSI UMAR BIN KHATTAB


Pertama: Ketika Umar memasuki kawasan Baitul Maqdis, beliau sempat masuk ke Gereja Al-Qiyamah/Holy Sepulchre. Kawasan ini adalah wilayah konflik yang paling menegangkan di dunia saat ini. Umar sempat duduk di halamannya. Saat tiba waktu shalat Umar pun berkata, “Aku hendak melaksanakan shalat.” Uskup Agung Yerusalem menawarkan kepadanya agar mendirikan shalat di dalam gereja, namun tawaran tersebut ditolak agar tak muncul anggapan bahwa gereja tersebut milik umat Islam sehingga kelak bisa menimbulkan klaim dari umat Islam sehingga mereka membangun masjid secara paksa disana. (Khudhari, 1982: 102).

Kedua: Walid bin ‘Uqbah pernah diangkat oleh Umar menjadi gubernur atas Bani Taghlib yang mayoritas beragama Kristen. Namun karena Umar menerima keluhan mereka tentang Walid, maka Walid diganti dengan gubernur yang lain. Bila toleransi Umar tidak tinggi, tidak mungkin baginya menerima keluhan-keluhan dari pemeluk agama lain sebagaimana diatas.

Ketiga: Dalam kitab “Al-Kharrâj” (136) karya Abu Yusuf diceritakan bahwa suatu hari Umar pernah melewati pintu suatu kaum. Di sana ia mendapati seorang pengemis yang telah tua dan rabun. Umar lalu menepuk pundaknya dari belakang seraya bertanya: “Dari kalangan ahli kitab mana engkau ini?” Ia menjawab: “Yahudi.” Umar bertanya lagi: “Apa yang mendorongmu melakukan seperti apa yang aku saksikan?” Ia menjawab: “Aku mencari jizyah, keperluan, dan jalan.”

Kemudian Umar menuntun tangannya dan membawanya ke rumah.

Selanjutnya ia membawa pengemis Yahudi tua itu kepada penanggung jawab baitul mal/kas negara dan berkata: “Lihat orang tua ini dan orang-orang seperti dia. Demi Allah, kita telah berbuat tidak adil bila kita memakan keringatnya di masa mudanya lalu menyia-nyiakannya di masa tuanya. Sungguh sedekah itu untuk orang-orang fakir dan miskin. Kakek ini adalah salah satu dari orang-orang miskin ahli kitab.” Kemudian Umar membebaskannya dari Jizyah bersama orang orang yang senasib dengannya.


Demikianlah praktek toleransi Islam di masa lampau. Jauh sebelum Hak Asasi Manusia (HAM) dicetuskan, Islam sudah menjadi teladan yang baik dalam hal toleransi.


Wallahu a'lam

Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
0 Comments