Search

Pospus mencla mencle kaya nasikh mansukh di Al-Qur'an?

Baca Juga :

 



POSPUS (MENCLA-MENCLE) KAYAK NASIKH MANSUKH DI AL-QURAN?!


- Ada postingan dari oknum yang langganan asbun, suka bersilat lidah, sering menebar syubhat, hobi PosPus plus mencla-mencle seperti dalam kasusnya dulu pernah melarang menjelekkan pemimpin yang zhalim tapi tidak berselang lama dia memposting ucapan orang lain yang menjelekkan pemimpin. 


- Dan Ini postingannya beberapa saat yang lalu tentang pospus:


POSPUS


S: Ustadz apa hukumnya POSPUS?

J: opo iku Pospus?

S: posting lalu hapus

J: kenapa nggak boleh?

S: katanya seperti "isuk tempe sore dele"

J: halllah... al-Qur'an firman Allah saja ada nasikh mansukh kok

S: nasikh mansukh itu apa ustadz?

J: ada ayat yang menghapus dan ada ayat yang dihapus?

S: loh ada ta ustadz?

J: lho nggk weruh ta? Mangkane sinauo ushul tafsir mbek ushul Fiqh...


- InsyaAllah jika pembaca punya sedikit ilmu (ushul tafsir dan ushul fiqih tentang nasikh dan mansukh) serta akal yang sehat, maka insyaAllah bisa menilai betapa ngawurnya sang oknum ini. Bagaimana dia bisa berdalil dengan nasikh manshukh di Al-Quran atas kemencla-mencleannya tersebut?! Sedangkan nasikh manshukh di Al-Quran sudah finish dengan disempurnakannya agama Islam yang mulia ini.


 ٱلۡیَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِینَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَیۡكُمۡ نِعۡمَتِی وَرَضِیتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِینࣰاۚ 


"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu." (QS. Al-Maidah: 3)


Imam Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: Tidak ada yang halal kecuali apa yang telah dihalalkan oleh Nabi Muhammad ﷺ dan tidak ada yang haram kecuali yang telah diharamkan oleh Nabi ﷺ serta tidak ada syariat melainkan yang disyariatkan oleh Nabi ﷺ." (Tafsir Al-Quran Al-Azhim 3/22 oleh Imam Ibnu Katsir rahimahullahu)


Apakah dia mau membuat nasikh mansukh versi baru?! 


- Perumpamaannya seperti jika ada orang sekarang yang menghalalkan Khamr kemudian berubah pikiran lalu mengharamkannya atau sebaliknya, kemudian dengan seenaknya/entengnya berdalil dengan nasikh manshukh di Al-Quran. 


Ketika fenomena pospus seperti ini diingkari namun orang itu dengan entengnya mengatakan "halllah...al-Qur'an firman Allah saja ada nasikh manshukh kok".

 Apakah ini bisa dibenarkan?! Jika seperti ini dibenarkan atau dibiarkan, maka bisa merusak agama kaum muslimin dengan permainan pospus (mencla-menclenya). Na'udzubillah min dzalika. Sedangkan Allah sangat mengecam masalah berkata tentang agama-Nya tanpa ilmu. 


وَلَا تَقُولُوا۟ لِمَا تَصِفُ أَلۡسِنَتُكُمُ ٱلۡكَذِبَ هَـٰذَا حَلَـٰلࣱ وَهَـٰذَا حَرَامࣱ لِّتَفۡتَرُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَۚ إِنَّ ٱلَّذِینَ یَفۡتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ لَا یُفۡلِحُونَ


"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta, “Ini halal dan ini haram,” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung." (QS. An-Nahl: 116)


قُلۡ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّیَ ٱلۡفَوَ ٰ⁠حِشَ مَا ظَهَرَ مِنۡهَا وَمَا بَطَنَ وَٱلۡإِثۡمَ وَٱلۡبَغۡیَ بِغَیۡرِ ٱلۡحَقِّ وَأَن تُشۡرِكُوا۟ بِٱللَّهِ مَا لَمۡ یُنَزِّلۡ بِهِۦ سُلۡطَـٰنࣰا وَأَن تَقُولُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ


Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zhalim tanpa alasan yang benar, dan (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan) kamu berkata-kata atas nama Allah tanpa ilmu” (QS. Al-A'raf: 33) 


إِنَّمَا یَأۡمُرُكُم بِٱلسُّوۤءِ وَٱلۡفَحۡشَاۤءِ وَأَن تَقُولُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ


"Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan berkata tentang Allah tanpa ilmu." (QS. Al-Baqarah: 169)


Adakah ulama Ahlussunnah yang berdalil dengan nasikh mansukh dalam membolehkan pospus atau kemencla-menclean seperti ini?


- Sungguh jauh berbeda antara sikap sang oknum yang melegalkan/meremehkan masalah pospus (isuk tempe sore dele alias mencla-mencle terutama dalam masalah yang tidak boleh ada khilaf di dalamnya semisal masalah aqidah dan manhaj) dengan sikap salafush shalih serta para ulama dakwah salafiyah berikut ini:


1. Hudzaifah bin Yaman Radhiyallahu 'anhu berkata: Ketahuilah bahwa kesesatan yang sesungguhnya adalah engkau menganggap baik apa yang dulu engkau anggap jelek dan engkau menganggap jelek apa yang dulu engkau anggap baik (isuk tempe sore dele alias mencla-mencle terutama dalam masalah aqidah dan manhaj). Jauhkanlah diri kalian dari sikap mencla-mencle dalam urusan agama Allah, karena agama Allah itu satu (Islam sudah sempurna). 


2. Ibrahim An-Nakha'i rahimahullahu berkata: Dahulu para salaf membenci/mengharamkan mencla-mencle dalam urusan agama.


(Al-Ibanah Al-Kubra kitabul Iman 2/505 oleh Imam Ibnu Baththah Al-Ukbari rahimahullahu)


3. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullahu berkata: Sesungguhnya keteguhan dan kekokohan yang ada pada diri Ahlul Hadits dan As-Sunnah itu berlipat-lipat ganda dibandingkan dengan ahlul kalam dan filsafat (yang selalu mencla-mencle). (Majmu' Fatawa 4/51)


4. Syaikh Dr. Sulaiman Ar-Ruhaili hafizhahullahu berkata:

Tidak ada kebaikan pada diri orang-orang yang mencla-mencle. Tidak ada kebaikan bagi suatu negeri pada diri orang-orang yang mencla-mencle. Tidak ada kebaikan bagi umat pada diri orang-orang yang mencla-mencle. Yaitu orang-orang yang berjalan mengikuti arah angin, suatu saat mereka menentang (mencela/mengkritik) negara (pemimpin/pemerintah) dengan mengatakan: pemimpin ini tidak syar'i, pemimpin kita begini (tidak adil), pemerintah begitu (zhalim, curang, carut marut kebijakannya)....Namun ketika arah angin berpindah mereka pun mencla-mencle...tidak ada kebaikan pada diri mereka bagi umat. Berhati-hati dari mereka ini wajib (hukumnya). (Ditranskrip dan diterjemahkan dari telegram Fawaid Syaikh Dr. Sulaiman Ar-Ruhaili hafizhahullahu tanggal 14 Februari 2018).


5. Syaikh Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahumallahu berkata: Inilah keadaan orang-orang yang sesat dalam aqidah dan manhaj mereka, yaitu dalam kengawuran, kontradiksi, kegoncangan serta kemencla-menclean. 


(Al-Jami' Lil Buhuts Wa Ar-Rasail hal. 586 oleh Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahumallahu)


6. Syaikh Dr. Abdul Aziz Ar-Rayyis hafizhahullahu berkata: Di antara yang bisa melemahkan umat Islam dan menghalangi kemajuan mereka (meraih kejayaan) adalah keterikatan para pemuda dengan para oknum yang punya watak (manhaj) mencla-mencle yang sangat vulgar dan kontradiksi, sebagian ucapannya mendustakan sebagian yang lain. Meskipun para pemuda tersebut telah menyaksikan sendiri kemencla-mencleannya namun mereka tetap mendekat kepada para oknum itu, seakan-akan cinta mereka bukan karena Allah tetapi karena person hingga mereka pun fanatik buta kepada para oknum itu. Seandainya cinta dan benci mereka karena Allah, maka mereka akan segera berpaling (menjauh) dari para oknum yang jelas kemencla-menclean dan keplin-planannya. Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai oleh orang yang beriman yang jujur keimanannya daripada selain keduanya.


(Qiyadat Ash-Shahwah At-Taghayyur Wa At-Talawwun Haqaiq Wa Akhthar hal. 4 oleh Syaikh Abdul Aziz Ar-Rayyis hafizhahullahu)


- Perlu ditambahkan lagi disini bahwa nasikh manshukh ini hanya dalam masalah hukum syariat bukan dalam masalah kabar berita (Lihat Raudhah An-Nadzir oleh Ibnu Qudamah 1/290, Tafsir Ibnu Katsir 1/198 tentang Ayat 106 Surat Al-Baqarah). Sedangkan sang oknum dulu pernah mengkabarkan dan menegaskan di kesimpulan postingannya bahwa Baitul Maqdis itu Haikal Sulaiman huwa huwa. Tapi ketika dialog dengan Al-Ustadz Al-Walid Abdurrahman bin Abdul Karim At-Tamimi hafizhahullahu via WA yang dia sebarkan/posting screenshotnya waktu itu, dia mengatakan yang berbeda.


* Santri Salafi berkata: Apa nasihat antum ustadz untuk kami?

* Ustadz Salafi: Hati-hati dan jauhilah syubhat serta ahli syubhat !!!

Barakallahu fiikum.

Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
0 Comments