Search

Menjelaskan bidah bukan berarti memvonis neraka

Baca Juga :

 





Kalau ada orang yang menasehati, "amalanmu ini bid'ah", atau "amalanmu ini tidak ada tuntunannya", sama sekali ia tidak sedang memvonis neraka kepada orang yang dinasehati.


Karena hadits:


وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ


"setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. An Nasa’i no. 1578, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An Nasa’i)


Adalah hadits wa'id (ancaman). Artinya kita diancam oleh syariat, bahwa bisa jadi kita masuk neraka karena sebab bid'ah yang kita lakukan. Namun apakah pasti masuk neraka? Ya belum tentu. Kalau Allah ampuni bisa jadi tidak masuk neraka sama sekali.


Sebagaimana juga kalau kita menasehati orang yang berdusta. Apakah dengan itu kita memvonis neraka? Padahal hadits mengatakan:


وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ؛ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَالْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ


"Dan jauhilah dusta, karena dusta itu membawa kepada perbuatan fajir (maksiat) dan perbuatan fajir membawa ke neraka" (HR. Muslim no. 2607).


Tentu tidak bukan? Karena ini juga wa'id (ancaman). Artinya kita diancam bahwa bisa jadi kita masuk neraka karena sebab dusta yang kita lakukan. Namun apakah pasti masuk neraka? Ya belum tentu.


Jadi stop menuduh para da'i yang memperingatkan umat dari bid'ah bahwa mereka memvonis orang pasti masuk neraka.


Oleh Ustadz Yulian Purnama حفظه الله

Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
0 Comments