Search

Mengikuti sama Alquran dan sunnah, Kenapa terjadi perbedaan golongan kelompok agama Islam?

Baca Juga :

 



Bismillah... 


KENAPA TERJADI PERBEDAAN❓


ADA NU..ADA MUHAMMADIAH..JAMAAH TABLIG..ADA NII..

ADA LDII..ADA SUFI..ADA SYIAH..ADA ISLAM NUSANTARA..

MEREKA SEMUA MENGAKU ISLAM.. Semua kelompok, aliran, organisasi, sekte, dan isme-isme semisalnya dll bahkan semua orang yang mengaku dirinya Islam, pasti juga mengaku mengikuti Qur'an dan Sunnah.. Tak akan ada yang mengatakan : "Kami tidak ikut Qur'an dan Sunnah.." Gak ada, dan gak akan pernah ada.. Bahkan yang nyata2 sesat sekalipun semisal Syi'ah, Khawarij, Liberal dlsb juga mengaku ikut Qur'an dan Sunnah.. Lantas.. Kalo memang semua mengikuti Qur'an dan Sunnah :


Kenapa terjadi perbedaan❓

Kenapa ada perbedaan akidah❓

Kenapa bisa terjadi beda amalan❓

Dan kenapa terjadi penyimpangan❓

Bahkan tak jarang sampai berpecah belah.


Jawabnya hanya satu : “KARENA BERBEDA CARA MEMAHAMI AGAMA INI.” Boleh jadi semua orang memang benar-benar dan sama-sama mengikuti dan berpegang dengan Al-Quran dan Hadist.. Namun masalahnya :

Dengan PEMAHAMAN siapa kita MEMAHAMI Al-Quran dan Sunnah❓ Ikut siapakah kita dalam memahami agama ini❓


Ada yang memahami Al-Qur'an dan Sunnah menurut apa kata kyainya, habibnya, gurunya, alirannya, madzhabnya, imamnya, dst.. Pokoknya : "Apa kata Kyai saya pasti benar.." Ada juga yang memahami agama berdasar hati dan perasaan…. Pokoknya : “Yang ia anggap dan ia rasa baik maka itulah yang benar... Bahkan ada yang berusaha (baca : maksa) memahami Al-Qur'an dan Sunnah dengan akalnya sendiri.. Dengan mengandalkan (misalnya) nahwu, sorof, balaghah, mantiq, dst... Ahirnya merekapun berusaha mengeja-eja sendiri, mengkaji, memahami, dst.. Pokoknya : Yang ia anggap benar menurut apa yang ia baca dan ia teliti sendiri maka itulah kebenaran.. So, kalo semua itu salah, trus yang benar gimana❓

Bagaimana seharusnya kita memahami agama ini❓


Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa sallam :

“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat) kemudian generasi berikutnya (tabi’in) kemudian generasi berikutnya (tabiu’t tabi’in)”

(Hadits Bukhari & Muslim)


Wallahua'lam Bisshawab


Repost: Rikun

Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
0 Comments