Search

Kesimpulan akhir fatwa syaikh Al Albani tentang sayyid quthub

Baca Juga :

 



KESIMPULAN AKHIR FATWA SYAIKH AL-ALBANI TENTANG SAYYID QUTHUB


▶️ Syaikh Masyhur Hasan Alu Salman hafizhahullahu berkata: "Penyakit kelompok hizbiyyin harakiyyin secara umum dan tablighiyyin secara khusus adalah mengakarnya pemikiran-pemikiran tertentu (yang menyimpang) dalam benak mereka, mereka tumbuh di atas pemikiran tersebut dan mereka berusaha untuk membelanya demi mewujudkan (visi misi) mereka dan demi kelangsungan kelompok mereka. Mereka pun merujuk kepada nash-nash syariat (dan juga fatwa para ulama) -ini benar- tapi mereka mencari yang dikira sesuai dengan apa yang ada dalam akal, benak, khayalan dan keyakinan mereka (seperti oknum yang suka gagal paham yang kapan lalu mencomot ucapan ulama tentang larangan mencela orang lain tanpa haq namun sang oknum membawanya kepada larangan untuk santri diajari tahdzir (meskipun haq) hingga matang ilmunya). Hingga salah seorang dari mereka bersusah payah untuk membenarkan kesalahan-kesalahan mereka. Dan akibatnya nampak sekali kesalahan mereka (di antaranya dalam menyalahgunakan fatwa/nasihat) para ulama."

(Al-Imam Al-Albani Wa Jamaah At-Tabligh hal. 21 oleh Syaikh Masyhur Hasan Alu Salman hafizhahullahu)


▶️ Inilah motivasi utama Syaikh Masyhur Hasan Alu Salman hafizhahullahu menyusun kitab di atas (yang setebal 664 halaman) untuk membantah kelompok Jamaah Tabligh yang menyalahgunakan atau merekayasa fatwa para ulama untuk membenarkan kelompok mereka. (Lihat muqaddimah cetakan kedua dari kitab tersebut halaman keempat /د).


▶️ Syaikh Masyhur Hasan Alu Salman hafizhahullahu berkata: "Di antara tipu daya pengikut jamaah tabligh adalah mereka menyebarkan fatwa lama Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu sebelum beliau tahu jati diri mereka sebenarnya. Namun mereka menyembunyikan fatwa-fatwa terbaru dan terakhir beliau yang menyifati mereka dengan bid'ah, khurafat serta tahdzir dari khuruj/dakwah bersama mereka."

(Al-Imam Al-Albani Wa Jamaah At-Tabligh hal. 30)

Dan itu terbukti dengan munculnya buku mereka yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul "Menyingkap Tabir Kesalah Fahaman terhadap Jamaah Tabligh oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz...cetakan pertama Maret 1996).


▶️ Fenomena yang mirip dengan hal di atas, juga kita dapati baik dari dai haraki yang menggembar gemborkan fatwa (yang katanya) dari Syaikh Al-Albani yang memuji Sayyid Quthub atau dari dai yang ngaku salafi (tapi ada pemikiran harakinya, yang sering mencla-mencle dan suka menebar syubhat) yang suka menonjolkan fatwa Syaikh Al-Albani yang berkaitan dengan bolehnya mendoakan Sayyid.


 ▶️ Padahal yang paling penting dan paling inti kalau kita mau mencermati/meneliti (tahqiq ilmiyah) tulisan para ulama/masyayikh dakwah salafiyah dalam pembahasan ini adalah menjelaskan kepada umat tentang kejahilan dan penyimpangan-penyimpangan Sayyid yang sangat banyak dan sangat membahayakan yang telah banyak dijelaskan oleh para ulama tersebut, diantaranya oleh Syaikh Al-Albani dan para murid beliau. 


▶️ Inilah kesimpulan akhir fatwa Syaikh Al-Albani yang disampaikan oleh murid-murid beliau (dan mereka adalah orang yang paling tahu tentang fatwa Syaikh Al-Albani rahimahullahu) yang lebih layak untuk diviralkan agar umat tidak tertipu.


📜 INILAH FATWA MARKAZ AL-ALBANI TENTANG SAYYID QUTHUB


Telah sampai kepada kami banyak pertanyaan tentang pendapat terakhir guru kami Al-Imam Al-Albani rahimahullahu yang berkaitan dengan ucapan dan pemikiran Sayyid Quthub yang mengakibatkan sebagian orang goncang di dalamnya!

Maka kami katakan: Sesungguhnya ucapan yang jelas dan terang benderang yang kami ketahui dari guru kami Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dari dulu hingga sekarang tentang Sayyid Quthub serta ucapan dan pemikirannya adalah apa yang beliau tulis sendiri dengan tangan beliau dan inilah yang kita nukilkan dari beliau: "Sesungguhnya Sayyid Quthub tidak paham Islam, baik masalah ushul (prinsip agama atau aqidah) maupun masalah furu' (cabang agama)....(dan nampak) kejahilan serta penyimpangannya dari Islam."


Ditambah lagi dengan kritikan guru kami terhadap Sayyid Quthub tentang masalah sifat istiwa' Allah dan aqidah wihdatul wujudnya serta masalah berhukum dengan selain hukum Allah dll.


Adapun apa yang dipegangi oleh sebagian orang dari ucapan/komentar guru kami tentang sebagian dari ucapan Sayyid Quthub, maka itu hanyalah pendapat yang berkaitan dengan masalah tertentu, entah dalam rangka membantah yang ekstrim atau untuk menyatakan kebenaran (atau fatwa lama sebelum beliau tahu hakikat sebenarnya yang beliau telah rujuk darinya).


Dan ini di antara kebaikan serta objektivitas guru kami rahimahullahu, beliau banyak memberikan udzur atas penyelisihan Sayyid terhadap syariat (Syaikh Al-Albani tidak mengkafirkannya meski banyak ucapannya yang kufur seperti masalah wihdatul wujud) dikarenakan Sayyid bukanlah orang yang alim tentang syariat tapi dia hanyalah seorang sastrawan dan penulis.


Akan tetapi hal ini tidaklah bertentangan sama sekali dengan hukum secara menyeluruh terhadap Sayyid (bahwa dia jahil dan menyimpang).


Apa yang telah disampaikan di atas adalah bantahan atas pemikiran-pemikiran Sayyid Quthub dan kitab-kitabnya serta ucapan-ucapannya. Tidak ada di dalamnya vonis terhadap Sayyid tentang nasibnya di akhirat. Semoga Allah mengampuni dan memaafkannya. 


Amman 18 Safar 1426 H

Tim Fatwa: Muhammad Musa Nashr, Salim bin Ied Al-Hilali, Ali Hasan Al-Halabi dan Masyhur Hasan Alu Salman.

(Sumber: https://kulalsalafiyeen [dot] com/vb/showthread [dot] php?t=7402)


▶️ Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: Yang ikut (gosip) bahwa Syaikh Al-Albani mengkafirkan Sayyid Quthub, maka dia sama dengan yang mengikuti (gosip) bahwa Syaikh Al-Albani memujinya di suatu waktu tertentu, mereka ini adalah ahlul ahwa' (pengekor hawa nafsu alias ahlil bid'ah).

(Bara-ah Ulama Al-Ummah Min Tazkiyah Ahlil Bid'ah wa Al-Madzammah hal. 38 oleh Syaikh Isham bin Abdillah As-Sinani)


▶️ Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi rahimahullahu adalah murid terdekat Syaikh Al-Albani yang lebih tahu tentang fatwa akhir Syaikh Al-Albani tentang Sayyid Quthub. Dan Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi rahimahullahu berkata tentang Sayyid Quthub sebagai berikut:

- Sayyid Quthub dan saudaranya Muhammad (Quthub) adalah duo mubtadi' (ahlil bid'ah) yang sudah tersingkap (kesesatannya).

(Al-Bida' Wa Al-Mubtadi'un hal. 59 footnote 2 oleh Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi)

- Sayyid Quthub adalah ra'su fikri at-takfiir al-mu'ashir (kepala/dedengkot pemikiran takfir kontemporer).

(Da'isy Al-Iraq Wa Asy-Syam hal. 94 oleh Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi)

- Di antara yang lebih dekat dan lebih masyhur, serta lebih jelas akan kejahilannya (Sayyid Quthub) dan penyimpangannya adalah penafsirannya tentang Laa Ilaha Illallahu dengan hakimiyah (tidak ada hakim kecuali Allah).

(Ad-Durar Al-Mutala'liah hal. 25 oleh Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi)

- Sayyid Quthub di antara aqidah Khawarij dan Murji'ah

(Ad-Durar Al-Mutala'liah hal. 33)

- Di antara bantahan terhadap Sayyid dan aqidahnya (dalam mentakwil sifat-sifat Allah)....

(Ad-Durar Al-Mutala'liah hal. 44-46)

- Kejahilan Sayyid terhadap tauhid asma' wa sifat.

(Ad-Durar Al-Mutala'liah hal. 49)

- Sayyid Quthub mencaci sahabat Nabi: Mu'awiyah, Amru bin Ash, Utsman bin Affan Radhiyallahu 'anhum.

(Ad-Durar Al-Mutala'liah hal. 51-52)

- Sayyid Quthub mencela Nabi Musa alaihi as-salam.

(Ad-Durar Al-Mutala'liah hal. 53.)


Lihat juga kitab Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari rahimahullahu "Haqqu Kalimati Al-Imam Al-Albani Fi Sayyid Quthub" dan "Targhim Al-Mujadil Al-Anid".


✅ Maka berhati-hatilah dari orang yang suka mentalbis dan selalu membuat syubhat. Rasulullah ﷺ bersabda:


فإذا رأيت الذين يتبعون ما تشابه منه فأولئك الذين سمى الله فاحذروهم

"Apabila engkau melihat orang-orang yang mengikuti yang mutasyabihat (samar-samar), maka merekalah yang dimaksud oleh Allah (yaitu yang dalam hatinya ada penyakit/penyimpangan), maka berhati-hatilah." (HR. Bukhari no. 4547)

Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
0 Comments