Search

Status hadist : 'benarkah hewan kurban akan jadi hewan tunggangan saat melewati as shiroth ?'

Baca Juga :

 





Bismillah
'BENARKAH HEWAN KURBAN AKAN JADI HEWAN TUNGGANGAN SAAT MELEWATI AS SHIROTH ?'
Uji Validitas Hadits :
اسْتَفْرِهُوا ضَحَايَاكُمْ ، فَإِنَّهَا مَطَايَاكُمْ عَلَى الصِّرَاطِ
‘Perbaguslah hewan qurban kalian, karena dia akan menjadi tunggangan kalian melewati shiroth‘”
PERIWAYAT HADITS DI ATAS
ad Dailami dalam al Firdaus [[267]
RAWI YANG BERMASALAH PADA HADITS DI ATAS
Ada beberapa rawi yang bermasalah pada hadits ini, diantaranya:
Pertama
عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ إبراهيم الْبُوشَنْجِيُّ
(‘Abdur Hamid bin Ibrohim al Buusyanji)
• Kata Abu Haatim : ليس بثقة (Bukan rawi yang dapat dipercaya)
• Kata Abu Zur’ah : رجل لا يحفظ، وليس عنده كتب (Orang yang tak kuat hafalannya, dan tidak memiliki kitab)
• Kata an Nasa’i : ليس بثقة، ومرة: ليس بشيء (‘Tidak dapat dipercaya’). Dalam kesempatana lain : ’Tidak teranggap).
• Kata al Hafizh : صدوق إلا أنه ذهبت كتبه فساء حفظه (Seorang rawi yang jujur, hanya saja kitab-kitabnya hilang, hingga hafalannya menjadi bruk !)
Kedua
Rawi yang bernama
يحيى بن عبيد اللَّه بن موهب
(Yahya bin ‘Ubaidillah bin ‘Abdillah bin) Mauhab) dan AYAHNYA
CELAAN ULAMA PADA YAHYA BIN ‘UBAIDILLAH
• Kata Yahya bin Ma’in :
ليس بشَيْءٍ، ولاَ يكتب حديثه.
‘Tidak teranggap, dan haditsnya tidak boleh dicatat !
• Kata Abullah dari ayahnya :
يَحْيى بْن عُبَيد الله أحاديثه مناكير لا يعرف هو، ولاَ أبوه
‘Yahya bin ‘Ubaidllah hadits-haditsnya MUNKAR (dan TIDAK DIKETAHUI pula keadaan dia (Yahya) maupun ayahnya (‘Ubaidillah)’
• Kata Nasa’i
يَحْيى بن عُبَيد الله، عن أبيه ضعيف.
‘Yahyab bin ‘Ubaidiilah dari ayahnya, dho’if)
Pendek kata Yahya ini rawi yang sangat bermasalah.
Sebenarnya ada lagi rawi bermaslah lainnya pada hadits di atas, atau hadits lainnya yang senada dengan di atas.
Namun sementa ana mencukupkannya dulu.
Tak aneh kalau para ulama hadits dahulu sampai sekarang menyatakan sangat lemahnya hadits di atas, bahkan dikatakan tidka memiliki sumber.
Imam Jalaluddin as Suthi dalam Jami’us Shoghir [[I:66] menilainya dho’if.
Demikian pula al Munawi dalam Faydhul Qodir [I:498].
Bahkan Syaikh al Albani rohimahulloh dalam ad Dho’ifah [1255] menyebutnya sebagai : ضعيف جداً (Sangat lemah).
Al Hafizh dalam at Talkhish [[IV:340]; al ‘Ajluni dalam Kaysful Khofa [II:98], dan al Albani -rihimahumulloh- dalam ad Dho’ifah [74) terkait hadits di atas menegaskan :
لا أصل له بهذا اللفظ معتمدين في ذلك
‘Tak ada sumber bagi hadits dengan redaksi tesebut yang dapat dijadikan pegangan atas hal itu…’
Bahkan Inul Mulaqqin rohimahulloh pernah habis-habisan berupaya mencari sumber yang valid atas hadits ini tetapi tetap saja tak bisa menemukannya
Ini kata Ibnu Mulaqqin rohimahulloh
لا يحضرني من خرجه بعد البحث الشديد عنه
“tidak aku dapatkan siapa yang mengeluarkan hadits ini walaupun sudah aku cari dengan sangat gigih”
(Badrul Munir, [IX:273]).
Walhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin, wa shollalloohu ‘alaa Muhammadin…
Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
0 Comments