Search

Rincian cara sholat jenazah serta beberapa petunjuk penting terkait sunnah dan bid'ah dalam sholat jenazah

Baca Juga :


 


Bismillah
Resume Kajian yang Sering Diminta Ikhwan dan akhowat
RINCIAN CARA SHOLAT JENAZAH SERTA BEBERAPA PETUNJUK PENTING TERKAIT SUNNAH DAN BID'AH DALAM SHOLAT JENAZAH
By: Berik Said
PENDAHULUAN
Alhamdulillah sangat banyak ikhwan dan akhowat yang saat mendengar istri ana mengadakan dauroh khusus akhowat terkait tata cara sholat jenazah, lalu mereka meminta ke ana garis besar isi materinya, karena kajian istri ana tersebut tidak divideokan tentunya.
Dan sebenarnya kajian masalah cara sholat jenazah ini telah sering ana postingkan.
Namun agaknya banyak teman kita yang kelewat membacanya saat postingan tersebut ana postingkan.
Makanya sengaja kembali ana mengupload postingan ini dengan sedikit revisi, agar teman yang belum sempat membacanya, atau yang meminta ana memuat kembali resume hasil kajian tsb bisa segera ikut menyimaknya.
Nah berikut resumenya ...
GARIS BESAR CARA SHOLAT JENAZAH
Kita awali dengan hal terkait JUMLAH TAKBIR SHOLAT JENAZAH dalam sub judul berikut:
JUMLAH MINIMAL TAKBIR SHOLAT JENAZAH ADALAH EMPAT KALI, DAN SEKALIGUS JUMLAH TAKBIR EMPAT KALI SAAT SHOLAT JENAZAH ADALAH YANG PALING SERING DILAKUKAN NABI shollalloohu 'alayhi wa sallam
Ini juga yang dilakukan beliau saat menyolatghoibkan jenazah Raja Najasyi rohimahulloh, sebagaimana diceritakan oleh Abu Hurairoh rodhialloohu 'anhu berikut :
أَنَّ ‌رَسُولَ ‌اللهِ ‌صَلَّى ‌اللهُ ‌عَلَيْهِ ‌وَسَلَّمَ ‌نَعَى ‌النَّجَاشِيَّ ‌فِي ‌الْيَوْمِ ‌الَّذِي ‌مَاتَ ‌فِيهِ، ‌خَرَجَ ‌إِلَى ‌الْمُصَلَّى ‌فَصَفَّ ‌بِهِمْ ‌وَكَبَّرَ ‌أَرْبَعًا
“Bahwasanya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam mengumumkan kematian (Raja) an Najasyi pada hari kematiannya.
Beliau pun keluar menuju tempat salat, lalu membariskan shoff, kemudian TAKBIR EMPAT KALI.”
*HSR. Bukhari (1245) dan Muslim (951)
Ketetapan minimal empat kali takbir juga telah ditetapkan dengan IJMA', sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi rohimahulloh :
التكبيراتُ الأربعُ أركانٌ، لا تصحُّ هذه الصَّلاةُ إلَّا بهنَّ، وهذا مُجمَعٌ عليه
'Empat kali takbir dalam sholat jenazah ini adalah RUKUN, di mana TIDAK SHAH SHOLAT JENAZAH KALAU TIDAK MELAKUKAN 4 TAKBIR INI, dan hal ini TELAH DISEPAKATI (OLEH PARA ULAMA)'
*al Majmu’ (V:230)
Maka dalam kajian ini ana akan merinci tentang CARA TAKBIR SHOLAT JENAZAH YANG MENGGUNAKAN EMPAT KALI TAKBIR.
Sekarang kita masuk pembahasan:
HADITS UTAMA YANG MENJADI SUMBER BAHASAN DAN URUTAN CARA SHOLAT JENAZAH
Ini berdasarkan Pada hadits ABU UMAAMAH AL BAHILI rodhilalaloohu 'anhu berikut :
أنَّ السُّنَّةَ في الصَّلاةِ على الجِنازة أن يُكبِّرَ الإمامُ، ثم يقرأَ بفاتحةِ الكتابِ- بعدَ التكبيرة الأولى- سِرًّا في نفْسِه، ثم يُصلِّيَ على النبيِّ صلَّى الله عليه وسلَّم، ويُخلِصَ الدُّعاءَ للميِّت في التكبيراتِ، لا يقرأُ فى شىءٍ منهنَّ، ثم يُسلِّم
“Bahwasanya sunnah dalam shalat jenazah adalah imam bertakbir kemudian :
(PADA TAKBIR PERTAMA -pent),
Membaca Al Fatihah -setelah takbir pertama- secara sirr (tidak dikeraskan bacaannya);
kemudian (TAKBIR KEDUA): Mengucapkan sholawat kepada Nabi shollallohu’alaihi wa sallam;
Kemudian (TAKBIR KETIGA): Berdoa untuk mayit setelah beberapa takbir.
Kemudian setelah itu (yakni TAKBIR KEEMPAT) :
Tidak membaca apa-apa lagi, yakni setelah membaca takbir keempat langsung SALAM.”
(HR. Syafi’i dalam Musnad-nya [no. 588], Baihaqi dalam Sunan Al Kubra [7209]. Kata al Albani rohimahulloh dalam Ahkamul Janaiz [155]) ‘Shohih’.
Sekarang masuk pembahasan
RINCIAN TATA CARA DAN KETETAPAN SHOLAT JENAZAH BERDASARKAN GAMBARAN HADITS UTAMA ABU UMAAMAH AL BAHILI rodhialloohu 'anhu DI ATAS
1. BERDIRI BAGI YANG MAMPU
Ini RUKUN sholat jenazah, berdasar hadits
صَلِّ قائمًا
'Sholatlah sambil berdiri ...!
*HSR Bukhori [1117]
Empat madzhab menetapkan berdiri ini termasuk rukun:
• Hanafi (Hasyiah Ibnu Abidin [II:209]
• Maliki (as Syarhul Kabir [I:255]
• Syafii (al Majmu [V:222];
• Hanbali (Syarhul Muntahaa al Iroodaat [I:361]
2. NIAT DALAM HATI
Yakni niat dalam hati saja untuk melakukan sholat jenazah.
Adapun mengucapkan niat DENGAN LISAN, maka itu adalah BID'AH.
Dalil keharusan berniat ini adalah sabda Nabi shollalloohu 'alayhi wa sallam:
(إنَّما الأعمالُ بالنيَّاتِ
'Setiap amal itu tergantung atas niatnya'
*HSR Bukhori:(1); dan Muslim (1907)
Empat madzhab menetapkan TIDAK SAH sholat jenazah tanpa niat :
• Hanafi (Hasyiah Ibnu Abidin [I:437]
• Maliki (Syarah Mukhtashor Kholil [II:117]
• Syafi’i [Mughnil Muhtaaj [I:340]
• Hanbali (al Mughni [II:367]
3. TAKBIROTUL IHROM
Yakni ucapan ‘Allaahu Akbar’, yang dibaca SAAT AWAL AWAL / TAKBIR PERTAMA SHOLAT JENAZAH, yang lalu disambung dengan membaca Surat al Fatihah.
Ini termasuk RUKUN sholat jenazah, dan hal ini tak ana rinci lagi karena memang sudah tak ada khilaf di kalangan ulama.
4. MENGANGKAT KEDUA TANGAN SAAT TAKBIROTUL IHROM
Saat takbirotul ihrom ini disertai dengan mengangkat kedua tangan.
MENGANGKAT KEDUA TANGAN DALAM TAKBIR PERTAMA SHOLAT JENAZAH ini TELAH DISEPAKATI SEBAGAI SUNNAH.
Berkata Ibnul Mundzir rohimahulloh
أجمَعوا على أنَّ المصلِّي على الجِنازَة يرفع يديه في أوَّل تكبيرة يُكبِّرها
Ulama telah BERIJMA’ bahwasanya orang yang shalat jenazah disyariatkan baginya MENGANGKAT TANGAN DI TAKBIR YANG PERTAMA.”
*al Ijma, [hal.44]).
5. PENJELASAN TIDAK DISUNNAHKANNYA MEMBACA DO'A IFTITAH DALAM SHOLAT JENAZAH
Berkata Imam Nawawi rohimahulloh:
(وَأَمَّا) دُعَاءُ الِاسْتِفْتَاحِ فَفِيهِ الْوَجْهَانِ الْمَذْكُورَانِ فِي الْكِتَابِ ... وَاتَّفَقُوا عَلَى أَنَّ الْأَصَحَّ أَنَّهُ لَا يَأْتِي بِهِ وَمَعْنَاهُ أَنَّ الْمُسْتَحَبَّ تَرْكُهُ
“Adapun doa istiftah maka ada dua pendapat yang disebutkan dalam kitab..., dan mereka SEPAKAT bahwa yang lebih shohih bahwasanya (DO'A IFTITAH DALAM SHOLAT JENAZAH INI) TIDAK DIBACA, dan maknanya bahwa yang mustahab adalah meninggalkannya.”
*al Majmu’ [IV:235)
6. MEMBACA AL FATIHAH
TEKNISNYA :
Bacalah TA’AWWUDZ, dan LANJUTKAN DENGAN MEMBACA SURAT AL FATIHAH (dan Bismillaahir rohmaanir rohim harus dibaca saat membaca Surat Al Fatihah, karena bacaan basmalah tersebut adalah ayat pertama surat Al Fatihah berdasar pendapat paling kuat).
Dalil keharusan membaca Surat al Fatihah dalam sholat jenazah diantaranya apa yang diceritakan oleh Tholhah bin Abdillah bin ‘Auf rohimahulloh
صليتُ خلفَ ابنِ عبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عنهما على جِنازة، فقرَأَ بفاتحةِ الكتابِ، قال: لِيَعْلموا أنَّها سُنَّةٌ
Aku shalat bermakmum kepada Ibnu Abbas rodhiallahu’anhu dalam shalat jenazah.
Beliau MEMBACA AL FATIHAH. Beliau Ibnu Abbas rodhiallahu’anhu lalu berkata: agar mereka tahu bahwa ini adalah SUNNAH (Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam)”
(HSR. Bukhori [1335]).
Membaca Fatihah dalam sholat jenazah ini FARDHU menurut :
• Madzhab Syafii (al Majmu [V:233];
• Hanbali (al Muhghnie [II:367]
• Syaikh bin Baaz (Majmu Fatawa [XIII:143]
• Syaikh al Utsaimin (Majmu Fatawa [XIII:133]
7. BOLEH DALAM SHOLAT JENAZAH SESEKALI BACA SURAT SETELAH AL FATIHAH
Boleh pula sesekali setelah membaca Al Fatihah itu dilanjutkan membaca Surat. Dan itu dilakukan masih dalam takbir pertama.
Dalilnya adalah apa yang dikisahkan oleh Tholhah bin Abdillah bin ‘Auf rohimahulloh
صلَّيتُ خلف ابنِ عباسٍ على جنازةٍ فقرأ بفاتحةِ الكتابِ وسورةٍ ، فلمَّا سلَّمَ سألتُهُ عن ذلك فقال : سُنَّةٌ وحقٌّ
Aku pernah sholat di belakang Ibnu ‘Abbas rodhialloohu ‘anhu dalam suatu sholat jenazah. Lantas beliau MEMBACA ALFATIHAH dan SEBUAH SURAT.
Maka setelah selesai sholat jenazah tersebut, aku bertanya tentang hal itu (yakni membaca surat setelah al Fatihah dalam sholat jenazah -pent.
Maka belia menjawab ‘(YA) ITU ADALAH SUNNAH DAN HAQ’ !
*HR. Nasa’i [1986]. Kata Syaikh bin Baaz rohimahulloh dalam Hasyiahnya atas Bulughul Maroom [355] ‘Shohih’.
8. TAKBIR KEDUA
Yakni kbali mengucapkan kalimat ‘Allaahu Akbar’, selesai membaca Al Fatihan atau surat tadi.
Hal ini sepanjang yang ana ketahui tak ada perselisihan pendapat lagi.
Furu' (Cabang Masalah):
APAKAH SETIAP TAKBIR DALAM TAKBIR SHOLAT JENAZAH SELALU DIIRINGI MENGANGKAT TANGAN ?
Ada perselisihan pendapat apakah pada takbir mulai kedua sampai ke empat dalam sholat jenazah SELALU DIIRINGI JUGA DENGAN MENGANGKAT KEDUA TANGAN seperti pada takbir pertama, atau tak usah diiringi dengan mengangkat kedua tangan lagi, tetapi cukup mengucapkan kalimat takbir ‘Allaahu Akbar’, sementara tangan masih tetap tersedekapkan di dada ?
Sampai saat ditulisnya risalah ini, ana -BERIK SAID- secara pribadi memilih TIDAK MENGANGKAT TANGAN LAGI SELAIN PADA TAKBIR PERTAMA/TAKBIROTUL IHROM.
Dalam hal ini ada kelapangan silakan memilih yang dianggap terkuat.
(Bisa jadi nanti masalah ini akan dibahas dalam kajian tersendiri, insya Allah)
9. MEMBACA SHOLAWAT (SETELAH MEMBACA TAKBIR YANG KEDUA)
Dalilnya sudah dikemukakan di atas, yakni pada pembahasan Garis Besar Urutan yang Dibaca Dalam Takbir Sholat Jenazah, yaitu hadits dari Abu Umamah Al Bahili rodhiallohu’anhu.
Redaksi sholawat yang paling sempurna dalam sholat jenazah ini SAMA SEPERTI SAAT KITA MEMBACA SHOLAWAT DALAM TASYAHUD SHOLAT, yakni dari mulai ‘ALLAAHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMAD ….. sampai ‘INNAKA HAMIIDUM MAJIID’.
Hukum baca sholawat ini FARDHU menurut:
• Yang mashur dari madzhab Syafi’i (al Majmu [V:235]
• Hanbali (al Mughni [II:367]
• Syaikh bin Baaz [XIII:144]
• Al Utsaimin [Syarhul Mumti [V:340]
10. TAKBIR YANG KETIGA
Yakni setelah kita selesai membaca sholawat pada takbir yang kedua di atas, lalu kita kembali membaca kalimat ‘Allaahu Akbar’, seraya tanganmu masih tersedekapkan di dada’ jika kamu berpendapat tak usah lagi mengangkat kedua tangan saat takbir ini.
11. MEMBACA DO'A UNTUK JENAZAH SETELAH MENGUCAP TAKBIR YANG KETIIGA
Salah satu redaksi do'anya sebagai berikut
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
Ya Allah, berilah ampunan baginya dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah ia. Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah ia dengan air, es dan salju. Bersihkanlah dia dari kesalahannya sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya semula, istri yang lebih baik dari istrinya semula. Masukkanlah ia ke dalam surga, lindungilah ia dari adzab kubur dan adzab neraka”
(HSR Muslim [963]).
Furu':
DHOMIR (KATA GANTI ORANG) UNTUK JENAZAH APA PERLU DIUBAH ?
Yakni misal jika jenazahnya seorang lelaki memakai dhomir 'HU', semisal 'ALLAAHUMMAGHFIR LAHU...' dst;
Sementara kalau jenazahnya seorang wanita diganti 'HAA' semisal 'ALLAAHUMMAGHFIR LAHAA... dst';
Ataukah baik jenazahnya seorang lelaki maupun wanita tetap pakai dhomir 'HU' ?
Maka ada perbedaan pendapat.
Kalau Imam Syaukani rohimahulloh berpendapat TAK USAH DIUBAH
(Naylul Author [IV:74]
Namun agaknya yang lebih kuat DHOMIRNYA MENGIKUT JENIS KELAMIN JENAZAHNYA.
Kata al Utsaimin rohimahulloh saat membicarakan do'a sholat jenazah yang dibaca Nabi shollalloohu 'alayhi wa sallam:
وقوله: «اللهم اغفر له» الضمير للمفرد المذكر، فإذا كان الميت أنثى، فهل نقول: اللهم اغفر له، أو نقول: اللهم اغفر لها بالتأنيث؟
Doa beliau, “Allahummaghfir lahuu…” Kata ganti tersebut JIKA JENAZAHNYA SEORANG LAKI-LAKI
Adapun jika mayitnya perempuan, apakah kita berdoa, ‘Allahummaghfir lahuu’ (sama seperti jenazah bagi mayit lelaki -pent), ataukah kita membaca doa ‘Allahummaghfir lahaa’ dengan kata ganti perempuan?
الجواب: بالتأنيث؛ لأن ضمير الأنثى يكون مؤنثاً، فنقول: اللهم اغفر لها وارحمها، وعافها، واعف عنها
Jawabannya: kita baca dengan KATA GANTI PEREMPUAN. Sehingga kita membaca, ‘Allahummaghfir laHAA warham-HAA wa ‘aafiHAA, wa’fu anHAA…’
*as Syarh Mumthi’, [V:329])
Furu':
KALAU JENAZAHNYA TAK TAHU LELAKI ATAU WANITA, MAKA REDAKSI KATA GANTI ORANGNYA BAGAIMANA ?
Kata Syaikh al 'Utsaimin rohimahalloh 'BOLEH dengan kata ganti lelaki atau wanita'
(as Syarh Mumthi’, [V:329])
12. TAKBIR KEEMPAT
Yakni jika kita telah selseai membaca do'a untuk jenazah pada takbir ke tiga di atas, kita lanjutkan kembali dengan membaca kalimat ‘Allaahu Akbar’, seraya tanganmu masih tersedekapkan di dada jika kamu berpendapat tak usah lagi mengangkat kedua tangan saat takbir ini.
13. BOLEH LANGSUNG SALAM SETELAH MENGUCAPKAN TAKBIR YANG KEEMPAT DI ATAS
Setelah membaca takbir yang keempat ini kamu BOLEH TAK MEMBACA APAPUN LAGI, HANYA DIAM SEJENAK SEBELUM BERSALAM.
Dalilnya adalah sebagaimana zhohir hadits dari Abu Umamah Al Bahili rodhiallohu’anhu yang telah ana kutip awal di atas, yakni :
لا يقرأُ فى شىءٍ منهنَّ، ثم يُسلِّم
Kemudian setelah itu (setelah takbir ketiga), TIDAK MEMBACA APA-APA LAGI setelah itu SALAM.”
14. BOLEH -(BAHKAN LEBIH UTAMA) MEMBACA LAGI DO'A UNTUK JENAZAH SETELAH TAKBIR KEEMPAT DI ATAS
Jadi bagi yang tidak langsung salam setelah takbir keempat tersebut, boleh (bahkan lebih utama) pula baca do'a untuk jenazah lagi.
Salah satu dalilnya :
Abu Ya’fuur berkata:
شَهِدْتُهُ وَكَبَّرَ عَلَى جِنَازَةٍ أَرْبَعًا، ثُمَّ قَامَ سَاعَةً, يَعْنِي يَدْعُو،
“Aku menghadiri Abdullah bin Abi Aufa beliau sholat janazah dan bertakbir 4 kali, lalu beliau diam sesaat -yaitu beliau BERDO’A -,
(HR Al-Baihaqi no 6937 dan dishahihkan oleh Al-Albani di Ahkaam al-Janaaiz hal 126)
Syaikh al Útsaimin rohimahulloh berkata :
وَالْقَوْلُ بِأَنَّهُ يَدْعُو بِمَا تَيَسَّرَ أَوْلَى مِنَ السُّكُوْتِ؛ لِأَنَّ الصَّلاَةَ عِبَادَةٌ لَيْسَ فِيْهَا سُكُوْتٌ أَبَداً إِلاَّ لِسَبَبٍ كَالاِسْتِمَاعِ لِقَرَاءَةِ الإِمَامِ، وَنَحْوِ ذَلِكَ
“Dan pendapat bahwa berdoa dengan yang dimudahkan (setelah takbir keempat) LEBIH UTAMA daripada hanya berdiam (tanpa membaca apapun-pen).
Karena sholat adalah ibadah, tidak ada diam sama sekali kecuali karena ada sebab, seperti untuk mendengarkan bacaan imam dan yang semisalnya”
*Asy Syarhul Mumti’ [V:336])
SALAH SATU CONTOH DO'A YANG DIBACA PADA TAKBIR KEEMPAT DALAM SHOLAT JENAZAH
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا
Ya Allah, ampunilah orang yang hidup di antara kami dan orang yang telah mati, yang hadir dan yang tidak hadir, (juga) anak kecil dan orang dewasa, lelaki dan wanita di antara kami”
(HR At Tirmidzi no. 1024]. Kata al Albani rohimahulloh dalam Takhrij al Misykaat [1618] ‘Shohih atas syarat Bukhori dan Muslim’.
15. SALAM
Setelah selesai membaca do'a pada takbir keempat di atas, itu kamu ucapkan salam seperti salam selesai dari sholat biasa, yakni DUA KALI SALAM, yakni dengan menengokkan kepala ke kanan dan ke kiri.
Dalilnya adalah apa yang dikatakan oleh IBNU MAS’UD rodhialloohu ‘anhu berikut berikut ini :
ثلاثُ خِلالٍ كان رسولُ اللهِ صلَّى الله عليه وسلَّم يفعلهنَّ، ترَكَهنَّ النَّاسُ؛ إحداهنَّ: التسليمُ على الجِنازة مِثل التَّسليمِ في الصَّلاةِ
'Ada 3 perkara yang dahulu Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam benar-benar melakukannya, dan kemudian banyak ditinggalkan orang: salah satunya SALAM PADA (AKHIR) SHOLAT JENAZAH DENGAN CARA SALAM YANG SAMA DENGAN SHOLAT YANG LAIN'
(HR. Ath Thabrani [10022]; Kata Al Albani rohimahulloh dalam Ahkamul Janaiz [162]) ‘hasan’.
Ini pendapat
• Hanafi (Tabyiinul Haqooiq [I:241];
• Pendapat paling kuat madzhab Syafi’i (Mughnil Muhtaaj [I:341]
BOLEH PULA DENGAN SATU KALI SALAM
Dalilnya
عن ابنِ عبَّاس رَضِيَ اللَّهُ عنهما، أنَّه: (سَلَّمَ تسليمةً خفيفةً على الجِنازة
Dari Ibnu ‘Abbas rodhialloohu ‘anhumma, bahwasaya ia BERSALAM DALAM SHOLAT JENAZAH DENGAN HANYA SATU SALAM DAN DENGAN SUARA SALAM YANG LIRIH
(Abdur Rozaaq [6444 dll. Dihasanklan al Albani dalam ahkaamul Janaaiz, hal 165
Yang menguatkan pendapat ini
• Maliki (Syarah Mukhtashor Kholil [II:119]
• Hanbali al Mughni [II:366]
• Bahkan ada yang mengatakan ini madzhab jumhur salaf dan kholaf (Syarah Shohih Bukhori Ibnu Bathol [III:316]
• Syaikh Bin Baaz rohimahulloh (Majmu Fatawa Syaikh Ibn Baaz (XIII:141]
• Syaikh Al Utsaimin rohimahulloh
(Majmu Fatawa Syaikh Ibn ‘Utsaimin (XVII:1329]
Intinya DUA CARA DI ATAS BOLEH DIAMALKAN.
PERINGATAN PENTING !
BID'AHNYA MEMBACA AL FATIHAH ATAU SURAT LAINNYA SETELAH SELESAI SHOLAT JENAZAH, ATAU BERDO’A LAGI DI SITU SETELAH SELESAINYA SHOLAT JENAZAH BAIK SENDIRI-SENDIRI MAUPUN APALAGI DIKOMANDOI IMAM
Perlu ana jelaskan bahwa: SETELAH SALAM DARI SHOLAT JENAZAH, maka TIDAK DISUNNAHKAN -BAHKAN TERMASUK BID'AH- MELAKUKAN APA YANG DISEBUTKAN DI ATAS !
Hendaklah berhati hati dari segala macam bid'ah.
Walhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin, wa shollalloohu ‘alaa Muhammadin …
Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
0 Comments