Search

12 rambu-rambu syari'at saat bergurau dan bercanda

Baca Juga :

 



Bismillah
12 RAMBU-RAMBU SYARI'AT SAAT BERGURAU DAN BERCANDA
By: Berik Said
PERTAMA
Bercanda Hendaklah dengan Meluruskan Niat Seperti untuk Menghibur Diri dan Orang Lain dalam Batasan Syariat.
Nabi shollalloohu 'alayhi wa sallam bersabda:
أفضلُ الأعمالِ أن تُدْخِلَ على أخيكَ المؤمنِ سُروراً ...
“Sebaik-baik amal Sholih adalah agar ENGKAU MEMASUKKAN KEGEMBIRAAN KEPADA SAUDARAMU YANG BERIMAN..."
*HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman [7678] dll. Kata al Albani rohimahulloh dalam Shohihul Jami’ [1096] ‘Shohih’
KEDUA
Bergurau Hanya Sesekali, Jangan Terlalu Sering
Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda:
وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ
"Janganlah engkau banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu mematikan hati"
*HR Ibnu Majah [3400] dll.
Kata al Albani rohimahulloh dalam ash Shohihah [506] ‘Jayyid/bagus’.)
KETIGA
Jangan Tertawa Terlalu Terbahak-Bahak Saat Bercanda atau Mendengar Candaan
‘Aisyah rodhialloohu ‘anhaa menceritakan:
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا حَتَّى تُرَى مِنْهُ لَهَوَاتُهُ, إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ
'Aku belum pernah melihat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam TERTAWA TERBAHAK-BAHAK hingga kelihatan lidahnya, namun beliau hanya TERSENYUM'
*HSR Bukhori [6092] dan Muslim [899]
KEEMPAT
Jangan Bercanda Dengan Cerita Bohong Walau Berniat Hanya Untuk Membuat Orang Lain Tertawa Lucu
Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam pernah ditanya para sahabatnya rodhialloohu ‘anhum
إنَّك تُداعِبُنا يا رسولَ اللهِ
‘Apakah engkau juga bercanda ya Rosululloh -shollalloohu ‘alayhi wa sallam- ?'
Beliau menjawab
إِنِّي لأَمْزَحُ وَلاَ أَقُوْلُ إِلاًّ حَقًّا
"Sesungguhnya aku juga (sesekali) bercanda, namun AKU TIDAK MENGUCAPKAN (SUATU CANDAAN APAPUN -pent) KECUALI YANG BENAR"
*HR. Turmudzi [1990] dll. Kata Syu’aib al Arna’uth rohimahulloh dalam Takhrij al Musnad [8481] ‘Sanadnya kuat’.
Bahkan terkait BERCANDA DENGAN SUATU CERITA DUSTA beliau shollalloohu ‘alayhi wa salam pernah bersabda:
وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
"CELAKALAH seseorang yang BERBICARA DUSTA UNTUK MEMBUAT ORANG LAIN TERTAWA celakalah ia, celakalah ia"
*HR. Abu Dawud dll. Kata al Albani rohimahulloh dalam Shohih Abi Dawud [4990] ‘Shohih’.
Beliau shollalloohu ‘alayhi wa salam juga bersabda:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ ... فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا ...
"Aku menjamin sebuah istana ... di bagian tengah surga bagi orang yang MENINGGALKAN DUSTA MESKI IA SEDANG BERCANDA ..."
*HR Abu Dawud [4800]. Kata al Albani rohimahulloh dalam Shohih at Targhib [2927] ‘hasan dengan adanya jalur pendukungnya’.
KELIMA
Jangan Bercanda yang Sifatnya Melecehkan Allah, Al Qur’an, Para Nabi -‘alayhimus sholawaatu wa sallam-, atau Ajaran Islam seperti Jenggot, Cadar, dll, atau Syi’ar-Syi’ar Islam, seperti Masjid, dsb.
Dulu saat ada sekelompok orang yang bermaksud bergurau dengan menyebut para sahabat rodhialloohu ‘anhum sebagai buncit perutnya karena doyan makan, pengecut, dsb, SEKALIPUN YANG MENGUCAPKANNYA HANYA BERNIAT SENDA GURAU, maka Allah langsung turunkan ayat berikut:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ…(66)
"Jika kalian bertanya kepada mereka, sungguh mereka akan berkata: 'Sesungguhnya kami hanyalah BERBINCANG-BINCANG DAN BERMAIN-MAIN / BERSENDA GURAU’.
Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya, dan Rasul-Nya kalian memperolok-olok?'
Janganlah kalian mohon maaf. Sungguh kalian TELAH KAFIR SETELAH KEIMANAN KALIAN... !"
(QS at Taubah :65-66)
Kasus di atas awalnya terkait BERGURAU TETAPI BERISIKAN SESUATU YANG MERUSAK KEHORMATAN PARA SAHABAT rodhialloohu ‘anhum.
Lantas bagaimana kalau menyebut cadar sebagai ‘NINJA’, tidak isbal sebagai ‘TAKUT KEBANJIRAN’ dsb
Allahul musta’aan...
KEENAM
Jangan Bercanda yang Di dalamnya Ada Unsur GHIBAH
Allah Ta’ala berfirman
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
"dan janganlah sebagian kalian GHIBAH terhadap sebagian yang lain.
Maukah kalian memakan BANGKAI DAGING SAUDARANYA yang telah mati?
Tentu itu suatu yang hal kalian benci. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"
(QS al Hujuraat:12)
KETUJUH
Jangan Bercanda dengan Kata-Kata Kasar, Jorok, Menyakitkan dan Semacamnya, Apalagi Perkataan yang Bisa Menjerumuskan Sikap Saling Berselisih dan Bermusuhan
Allah Ta’ala berfirman:
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: 'hendaklah mereka mengucapkan PERKATAAN YANG LEBIH BAIK/BENAR'.
Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”.
(QS al Isro:53)
KEDELAPAN
Jangan Bercanda yang Sifatnya Mengejek Kehormatan Orang Lain, atau Menjelek-Jelekkan Orang lain
Allah Ta’ala berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum MENGEJEK KAUM YANG LAIN. Bisa jadi yang diejek lebih baik dari mereka.
Janganlah pula kaum wanita mengejek wanita lain. Bisa jadi (yang diejek) lebih baik dari mereka.
Janganlah SALING MENJELEK-JELEKKAN diri kalian.
Jangan pula memberi gelar yang buruk satu sama lain. Seburuk-buruk nama adalah ‘fasiq’ setelah keimanan (kalian menjadi fasiq karena saling menjelek-jelekkan padahal kalian telah beriman, pent) . Barangsiapa yang tidak bertaubat (dari perbuatan - perbuatan dosa itu), maka mereka adalah orang-orang yang zholim"
(QS al Hujuraat:11)
Nabi shollalloohu ‘alayhi wa salam bersabda:
وإنَّ أربَى الرِّبا استطالةُ الرَّجلِ في عِرضِ أخيه
“Dan sesungguhnya RIBA YANG PALING RIBA adalah MERUSAK KEHORMATAN SAUDARANYA (SESAMA MUSLIM)"
*HR Thobroni dalam al Ausath [7151]. Kata al Albani rohimahulloh dalam Shohihul Jaami’ [3537] ‘Shohih’.
Beliau shollalloohu ‘alayhi wa salam juga bersabda
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
‘Mencela seorang muslim adalah kefasikan dan memeranginya (mengangkat senjata untuk menyerangnya) adalah kekufuran’
*HSR Bukhori [48] dan Muslim [64])
KESEMBILAN
Jangan Bercanda dalam Urusan NIKAH, TALAK, dan RUJUK
Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda
ثَلَاثٌ جَدُّهُنَّ جَدٌّ وَهَزْلُهُنَّ جَدٌّ النِّكَاحُ وَالطَّلَاقُ وَالرَّجْعَةُ
‘Ada TIGA PERKARA yang jika seorang bersungguh-sungguh, terhitung sebagai suatu yang sungguh-sungguh, DAN JIKA SEKEDAR BERMAKSUD BERMAIN-MAIN / BERSENDA-GURAUPUN DIANGGAP SUNGGUH-SUNGGUH, yaitu: NIKAH, TALAK, dan RUJUK
*HR Abu Dawud dll. Kata al Albani rohimahulloh dalam Shohih Abi Dawud [2194] ‘hasan’,
KESEPULUH
Jangan Bercanda yang Membuat Saudara Kita Sedih, Takut atau Khawatir
Seperti menyembunyikan sendalnya, atau harta miliknya walau sekedar bercanda
Dulu ada sebagian sahabat yang menyembunyikan tali milik seorang sahabat -rodhialloohu ‘anhum lainnya, hingga membuat sahabat yang merasa kehilangan talinya itu panik.
Maka Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam langsung bersabda
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
"Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim (yang lain)"
*HR. Abu Dawud [5004]. Kata al Albani rohimahulloh dalam Shohihul Jami’ [7658] ‘Shohih’.
KESEBELAS
Tidak Menertawakan Saudaranya yang Kentut
Saat Nabi shollalloohu 'alayhi wa sallam melihat beberapa sahabat rodhiallohu 'anhum yang menertawakan temannya yang kentut, maka ini yang terjadi
ثُمَّ وَعَظَهُمْ فِي ضَحِكِهِمْ مِنَ الضَّرْطَةِ وَقَالَ لِمَ يَضْحَكُ أَحَدُكُمْ مِمَّا يَفْعَلُ
Kemudian Nabi shollalloohu 'alayhi wa sallam menasihati mereka karena menertawakan (suara dari orang yang) kentut. Beliau bersabda: 'Mengapa salah seseorang menertawakan sesuatu yang (bisa) juga dilakukan olehnya?!'
*HSR. Bukhori (4942); Muslim (2855)
KEDUABELAS
Jangan Menertawakan Saudaranya yang Terkena Musibah
Saat 'Aisyah rodhialloohu 'anhaa menyaksikan orang-orang yang menertawakan seseorang yang terkena musibah berupa terjerat tali kemah hingga orang tersebut terluka nyaris terlepas leher atau matanya, maka segera 'Aisyah rodhiallohu 'anha berkata :
لاَ تَضْحَكُوا فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ كُتِبَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَمُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ ».
'Janganlah kalian menertawakannya !' Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam bersabda: 'Tidaklah ada seorang muslim yang tertusuk duri atau yang lebih besar dari itu kecuali akan ditulis untuknya satu derajat dan dihapuskan darinya satu kesalahan'.
*HR. Turmudzi (965), dll. Kata al Albani rohimahulloh dalam Shohihul Jami' (5758):'Shohih'.
Walhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin, wa shollalloohu ‘alaa Muhammadin...
Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
0 Comments