Search

Kisah Lelaki penggenggam hati

Baca Juga :


Sore tadi, aku melihat seorang lelaki-masih muda yang sholat dalam keadaan meneteskan air mata. Badannya ringkih, pandangannya menatap ke sajadah, pipinya becek namun ia masih sanggup melanjutkan shalat hingga selesai. Wajahnya tenang, menyejukkan dan sangat bersahajah.

Aku beranikan bertanya kepada lelaki itu meski aku pun belum begitu mengenalnya.

“Mas maaf mau nanya tadi kenapa mas menangis saat shalat?”
Ia tersenyum.

“Tidak dek, saya hanya sedang sedih. Hanya meneteskan air mata saja”

Kalau boleh tau sedih kenapa mas?

“Entah, saat saya mengingat Allah dalam shlalat dan saya pun kembali mengingat seorang wanita yang pernah hadir menjadi perantara hidayah dalam hidup saya.
Sekali lagi ia tersenyum ramah.

“Lalu ?”
“Ya, namun saya belum sempat mengatakan apapun kepadanya, bahkan menatap wajahnya pun saya belum mampu. Hingga akhirnya wanita itu kini pergi dan telah menjadi milik seseorang.”
Kenapa belum sempat menyapanya mas ?

“Saya takut bila menyapanya nanti, niat saya untuk hijrah kepada Allah menjadi berubah setelah berbicara kepada wanita itu. Saya memilih menyapa wanita itu dengan cara berbicara kepada Allah, namun Allah sepertinya sedang menyiapkan sesuatu yang lain hingga doa doa yang selama ini saya panjatkan agar bisa berjumpa dengan wanita itu belum tersampaikan. Namun saya ikhlas bila itu yang terbaik dan datangnya dari Allah, Tuhan saya.”

Aku diam. Termenung Dan bingung untuk mengucapkan perkataan apa selanjutnya.

Dalam hati kecilku, ada banyak bisikan yang terlintas. Berapa banyak lelaki hari ini yang hijrah ke jalan Allah di latar belakangi oleh rasa suka kepada wanita shalihah, mengejarnya lalu ia menjadi terobsesi, dan lupa hakikat keimanannya kepada Tuhan. Namun lelaki ini memilih bersabar dalam koridornya dan mencoba menjalankan suatu perintah Tuhan. Lalu menahan setiap gelora rasanya agar di ungkapkan pada waktunya, sedih dan tragisnya wanita itu keburu dimiliki orang lain sebelum ia mampu mengatakan isi seluruh hatinya.

Tidak salah memang, hidayah bisa datang darimana saja namun satu yang harus selalu kita ingat bahwa Allah adalah tujuan utama dari setiap pilihan untuk bisa menjadi insan yang baik dan bukan seorang wanita yang menjadi orientasinya.

Tentunya Kita tidak perlu meratapinya dan juga larut dalam kesedihan manakala perginya seorang wanita yang kita damba dan sudah menjadi perantara hidayah begitu berat untuk dilupakan. Justru sebaliknya kita harus menjadi lebih bahagia karena Allah sedang mempersiapkan seorang yang terbaik nantinya.

Itulah mengapa, para lelaki penggengam hati selalu nampak istimewa. Ia mampu mengendalikan hati meski setiap saat jantungnya penuh gelora dan berdebar namun ia begitu sabar.
Ia mampu bertahan sekuat karang untuk menghadapi badai perasaanya sendiri dan memilih taat dalam penantiannya.
Dan ia mampu untuk mengikhlaskan sambil tersenyum, saat pujaan hatinya yang telah menjadi perantara hidayah kepadanya pergi.

Ia menggenggam hatinya erat-erat agar tidak terluka oleh perasaanya sendiri dan Ia meletakan hatinya hanya kepada Rabbnya.

Barangkali Itulah dia, lelaki penggenggam hati.

Bekasi, 21.09.15 | ‪#‎Lelaki‬ ‪#‎Penggenggam‬‪#‎Hati‬

Adi juo
Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
0 Comments