Search

Menjawab syubhat : thibbun nabawi itu sumbernya dari allah dan rosul-nya yang tak mungkin dusta, namun dalam realitanya mengapa pengobatan ala nabi shollalloohu ‘alahi wa sallam (thibbun nabawi) kadang ternyata ada yang tidak sembuh juga ?

Baca Juga :

 



Bismillah
Menjawab Syubhat :
THIBBUN NABAWI ITU SUMBERNYA DARI ALLAH DAN ROSUL-NYA YANG TAK MUNGKIN DUSTA, NAMUN DALAM REALITANYA MENGAPA PENGOBATAN ALA NABI shollalloohu ‘alahi wa sallam (THIBBUN NABAWI) KADANG TERNYATA ADA YANG TIDAK SEMBUH JUGA ?
By: Berik Said
Sesungguhnya seseorang yang telah mencoba melakukan pengobatan dengan thibbun nabawi kemudian tak sembuh juga, maka bisa karena DUA SEBAB UTAMA berikut:
Sebab Pertama
KURANGNYA KEYAKINAN DALAM HATI BAHWA THIBBUN NABAWI ITU BENAR-BENAR PENGOBATAN YANG PALING EFEKTIF KARENA INFORMASINYA DARI ALLAH DAN ROSUL-NYA, DAN BUKAN SEKEDAR HASIL EKSPERIMEN
Bagaimana Allah akan menyembuhkan seseorang yang orang tersebut sendiri seakan tak percaya pada khasiat obat yang telah Allah dan Rosul-Nya tetapkan dalam Al Qur’an da as Sunnah as Shohihah ?
Jelas saat orang ini kehilangan keyakinan, maka ini seperti orang yang kehilangan SUGESTI, padahal sugesti dalam hal apapun amat diperlukan.
Bagaimana lagi jika itu terkait sugesti terhadap ketetapan dari Allah dan Rosul-Nya ?
Bukankah Allah Ta’ala berfirman -sebagaimana terdapat dalam hadits qudsi-
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
‘Aku sesuai persangkaan hamba-Ku’
[HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]
Atas dasar itu, salah satu syarat terkabulnya do’a seseorang itu diantararanya JUGA HARUS ADA LANDASAN KEYAKINAN BAHWA ALLAH AKAN MENGABULKAN DO’ANYA, KARENA DIA BERPRASANGKA BAIK PADA TUHANNYA, DAN KARENANYA DIA DO’A DENGAN PENUH KEYAKINAN DAN KESUNGGUHAN, HATINYA TIDAK LALAI SAAT BERDO’A, YAKNI TAK ADA KERAGUAN AKAN KEYAKINAN HAL INI TERHADAP ALLAH.
Dan ini adala sugesti yang maksimal kepada Allah.
Nabi shollalloohu ‘alahi wa sallam bersabda:
اُدْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan YAKIN AKAN DIKABULKAN, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.”
(HR. Tirmidzi, [3479]. Kata Al Albani rohimahullhoh dalam Shohih Tirmidzi [3479] :’hasan’.
Demikian pula orang yang hendak berobat dengan Thibbun Nabawi WAJIB BAGINYA MENETAPKAN KEYAKINAN BAHWA OBAT ATAU PENGOBATAN YANG DATANG DARI ALLAH DAN ROSUL-NYA ITU ADALAH SUATU KEPASTIAN KEBENARANNYA.
Sungguh mengherankan jika seseorang merasa tak mantap dan tak yakin obat atau pengobatan yang datang dari wahyu, semetara dia sangat yakin pada pengobatan yang hanya bersumber dari eksperimen ?
Maka alangkah bagusnya apa yang dikatakan IBNU HAJAR AL ‘ASHQOLANI rohimahulloh yang berkata
طب النبي صلى الله عليه وسلم متيقنلبرء لصدوره عن الوحي وطب غيره أكثره حدس أو تجربة
“Pengobatan ala Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam DIYAKINI MENDATANGKAN KESEMBUHAN KARENA BERDASARKAN WAHYU, sementara PENGOBATAN LAINNYA (DI LUAR THIBBUN NABAWI -pent, kebanyakan berdasarkan PERKIRAAN DAN EKSPERIMEN (SAJA) .”
(Fathul Baari [X:170)
Sebab Kedua
TIDAK TEPAT DALAM MENDIAGNOSA JENIS PENYAKIT MAUPUN SAAT MENENTUKAN OBAT DAN KADARNYA
Ini yang juga yang seeing pengguna thibbun nabawi tidak memahaminya dengan baik dan benar.
Penggunaan THIBBUN NABAWI BUKAN BERARTI SEENAK ENAK ASAL PENGOBATAN, TANPA DIAGNOSA JENIS PENYAKIT MAUPUN PEMILIHAN PENGGUNAAN OBAT DAN KADARNYA !
Tetap dibutuhkan pengetahuan atau orang ahli yang ikut membantu menanganinya.
Karena itu al Hafizh rohimahulloh saat membicarakan hal ini berkata:
فقد اتفق الأطباء على أن المرض الواحد يختلف علاجه باختلاف السن والعادة والزمان والغذاء المألوف والتدبير وقوة الطبيعة…لأن الدواء يجب أن يكون له مقدار وكمية بحسب الداء إن قصر عنه لم يدفعه بالكلية وإن جاوزه أو هي القوة وأحدث ضررا آخر
Seluruh ahli pengobatan telah sepakat bahwa PENGOBATAN ATAS SUATU JENIS PENYAKIT itu BERBEDA-BEDA, sesuai dengan PERBEDAAN USIA, KEBIASAAN, WAKTU, JENIS MAKANAN YANG BIASA IA KONSUMSI, KEDISIPLINAN, serta DAYA TAHAN FISIKNYA... Karenanya PEMAKAIAN OBAT HARIS SESUAI BAIK UKURAN MAUPUN JUMLAHNYA DENGAN PENYAKIT ( (YANG DIDERITANYA).
Andai dosisnya kurang, maka tidak bisa menyembuhkan dengan maksimal, sementara jika dosisnya berlebihan, justru dapat menimbulkan bahaya yang lain.”
* Fathul Baari (X:169-170)
KESIMPULAN
Dari sini bisa disimpulkan bahwa seseorang yang telah melakukan pengobatan ala nabi \ Thibbun Nabawi lalu merasa menjadi tak sembuh, maka ITU BUKAN KARENA ALLAH DAN ROSUL-NYA DUSTA -Maha Suci Allah dari sifat yang demikian, dan sungguh amat jauh nabi kita shollalloohu ‘alaihi wa sallam berbuat dusta sekecil apapun-
Tapi kemungkinannya karena DUA HAL, yakni:
*IA TAK BENAR-BENAR YAKIN AKAN KEBENARAN KHASIAT THIBBUN NABAWI SAAT IA BEROBAT DENGANNYA; atau
*TIDAK TEPAT DALAM MENDIAGNOSA JENIS PENYAKIT MAUPUN SAAT MENENTUKAN OBAT DAN KADARNYA YANG DARI THIBBUN NABAWI TERSEBUT
Walhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin, wa shollalloohu ‘alaa Muhammadin…
Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini

Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami

Share Artikel Ini

Related Posts

Comments
0 Comments